Panwas Gen Z dan Siwaslu Kawal Pemilu di Masa Tenang, Masyarakat pun Ikut Senang
Kolaborasi panwas Gen Z dan aplikasi Siwaslu yang turut warnai pemilu 2024 juga tanggapan masyarakat.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Elfan Fajar Nugroho
"Karena kan itu seperti mengkondusifkan keadaan, ketika masih ada atribut-atribut itu suasana masih terasa panas, kalau udah dicopotin membuat lingkungan tenang dan indah," lanjutnya.
Bukan sekedar melakukan pencopotan APK, selama masa tenang, panwas juga turut mengkroscek undangan formulir C6 yang dibagikan oleh KPPS kepada masyarakat yang terdata sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Kroscek itu dilakukan guna mengantisipasi adanya kekeliruan dalam pembagian undangan.
"Itu sangat membantu, karena kan terkadang keteledoran anggota KPPS ada undangan yang tertukar, atau seharusnya misal si A nyoblos dimana, si B dimana dengan nama yang sama akhirnya lokasi TPS jadi salah."
"Nah, di situ tugas dari panwas untuk kroscek undangan sudah disalurkan dengan tepat dan benar atau belum, karena ada juga beberapa penduduk kami yang belum dapat undangan dan tertukar undangannya, setelah ada aksi panwas kroscek akhirnya bisa diselesaikan sebelum hari H pelaksanaan," bebernya.
Di sisi lain, Duwi juga terkesima dengan adanya panwas berusia Gen Z yang turut serta mewarnai jalannya pemilu tahun 2024.
"Gen Z ada, dia mengawasi di tps lain, apresiasi untuk anak-anak muda yang sekarang mau terlibat dan antusias mengawal pemilu," ujar Duwi.
Senada dengan Duwi Handayani, salah satu masyarakat yang tinggal di Kota Solo, Ariry Jestica Anna juga berpendapat hal yang sama.
Menurut Ariry, peran panwas sangat terasa di masa tenang.
Mengingat, jalanan kota banyak dipenuhi dengan APK yang sudah hampir dua bulan tertera di setiap sudut jalan.
"Giat pencopotan APK yang dilakukan panwas merupakan tindakan yang sangat baik, hal itu merupakan proses penegakan hukum, kalau gak dicopot kan bisa menimbulkan kericuhan, bisa menginisiasi kampanye lagi," ujar Ariry kepada TribunWow.com, Jumat, (23/2/2024).
Ariry mengatakan, dirinya sebenarnya mewajarkan adanya APK di masa kampanye.
Namun, wanita yang dalam kesehariannya menjadi guru di salah satu SMP swasta di Boyolali itu menyayangkan peletakkan APK yang kerap tidak rapi dan saling tumpang tindih satu sama lain.
"Sebelumnya saya mewajari karena kan masa kampanye, cuman penempatannya saja itu kadang cukup padat dan tumpang tindih," jelasnya.
Lebih lanjut, Ariry menyatakan peran panwas di pemilu 2024 sangat kontributif.
Terutama dalam penertiban aturan baik sebelum hingga sesudah berlangsungnya pemilu.
"Panwas sangat kontributif, mulai dari penertiban sampai jalannya pemilu, saya sebagai masyarakat sipil sangat terbantu sekali, saya bisa mengucapkan apresiasi yang tinggi untuk panwas yang sudah mengamankan dan menertibkan pemilu," pungkasnya.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)