Breaking News:

Kapal Fiber Bangkitkan Semangat Nelayan dari Masalah Primer, Penyambung Asa di Pesisir Oelaba NTT

Hasan Saida, nelayan Oelaba yang turut merasakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan baik Kabupaten Rote Ndao maupun dari Provinsi NTT.

HO TribunWow.com
Potret hasil tangkapan ikan para nelayan di Pantai Oelaba, Loaholu, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/12/2023) 

Namun, kendala jarak pom bensin dengan tempat tinggalnya sejauh 20 km membuatnya mau tidak mau harus membeli melalui pedagang eceran bbm seharga Rp 15 ribu.

"Pom bensinnya jauh, sekitar 20 km, saya kebanyakan beli di pengecer, daripada saya jalan 20 km, saya cari mudah, saya juga belum tentu dapat sampai di situ," terangnya.

Selain memberikan bantuan, KKP juga turut membentuk kelompok pengawas.

Tugasnya yakni untuk mengawasi baik nelayan atau masyarakat lainnya agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh pemerintah.

Seperti melakukan penebangan bakau, terumbu karang dan biota laut lainnya.

"Kadang-kadang dari KKP datang bentuknya kelompok, di sini ada kelompok pengawas laut buatan kkp."

"Tugasnya mengawasi hal-hal yang dilarang pemerintah di laut, penebangan bakau, mengambil terumbu karang dan mengambil biota laut yang dilarang," jelas Hasan.

Menurut Hasan, berbagai macam bantuan KKP sangat membantu para nelayan terutama untuk dirinya.

"Bantuan pribadi ada dari KKP Kabupaten, itu berupa kapal fiber sama jaring yang sangat membantu," ungkapnya.

Meski begitu, Hasan berharap KKP bisa merealisasikan satu keinginan masyarakat pesisir Pantai Oelaba yakni membuatkan akses lebih mudah dari bibir pantai sampai laut.

Hasan mengungkapkan, para nelayan di Oelaba sering kesulitan dalam mengeluarkan kapal fiber dari bibir pantai ke laut yang berjarak 50 meter.

Karena itu, mereka harus datang satu jam lebih awal yakni dari jam 4 sore hingga akhirnya baru bisa melaut pukul 5 sore.

Kalau terlambat sebentar saja, kapal fiber yang mereka gunakan untuk melaut sudah kandas karena pasang surutnya air yang sudah semakin jauh.

"Jarak dari bibir pantai ke tempat kita melaut itu cukup jauh, kalau air tinggi kita tidak bisa keluar. Mangkanya saya bilang tadi keluar sampai 4 sore karena saya menggeser perahu dulu, dari bibir pantai jauh jaraknya 50 m dari laut."

"Kalau terlambat satu dua jam sudah tidak bisa lagi keluar karena kapalnya sudah kandas, pasang surut air sudah jauh," pungkas Hasan.

NTT 2023
Potret ketika melaut (kiri) dan tangkapan ikan nelayan di Pesisir Oelaba, Loaholu, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. (HO/ TribunWow)

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rote NdaoNusa Tenggara TimurPantai OelabaHasan SaidaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)NelayanKapal Fiber
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved