Breaking News:

Pilpres 2024

Perbandingan Kekuatan Anies Vs Prabowo Vs Ganjar di Jawa Timur, Khofifah Jadi Rebutan, Siapa Unggul?

Siapa saja tokoh-tokoh di Jawa Timur yang mendukung Anies vs Prabowo vs Ganjar? Cek peta kekuatan 3 capres di Jatim.

Tribunnews
Kolase foto nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang telah ditetapkan oleh KPU, Selasa (14/11/2023). Siapa saja tokoh-tokoh di Jawa Timur yang mendukung Anies vs Prabowo vs Ganjar? Cek peta kekuatan 3 capres di Jatim. 

TRIBUNWOW.COM - Provinsi di Jawa Timur diprediksi akan menjadi lokasi persaingan ketat para kandidat Capres 2024 untuk mendulang suara.

Pasalnya, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan KPU, Jawa Timur memiliki 31.402.838 pemilih, dan menjadikannya urutan kedua setelah Jawa Barat.

Lantas, bagaimana peta kekuatan capres-cawapres Anies-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Timur?

Siapa saja tokoh-tokoh di Jawa Timur yang mendukung mereka dan siap memenangkan kontestasi Pilpres 2024?

Berikut ini adu kuat. Anies vs Prabowo vs Ganjar di Jawa Timur, jelang kampanye yang akan dilakukan mulai 28 November 2023 nanti:

Baca juga: Hasil 8 Survei Terbaru Elektabilitas Anies-Imin Vs Prabowo-Gibran Vs Ganjar-Mahfud, Siapa Unggul?

Ketua Timses Para Capres di Jawa Timur

Diketahui, kubu Anies-Cak Imin sudah menunjuk politikus PKB yang juga mantan Bupati Lumajang Thoriqul Haq sebagai ketua tim sukses untuk wilayah Jawa Timur.

Di kubu Ganjar-Mahfud, ditunjuk politikus PDIP sekaligus mantan Bupati Ngawi Budi Sulistyono kanang sebagai Ketua Tim Pemenanangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud.

Sementara untuk kubu Prabowo-Gibran, hingga kini belum ditunjuk siapa yang akan menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Jawa Timur.

Namun, disebut-sebut tim Prabowo-Gibran masih mencoba merayu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa sebagai ketua TKD Jawa Timur.

Ada pula sosok mantan Gubernur Jatim Soekarwo yang bisa mengisi Ketua TKD Jatim.

Soekarwo diketahui merupakan mantan kader Partai Demokrat yang kini menjadi Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

Peta Kekuatan Partai Pendukung Anies, Prabowo, dan Ganjar

Jawa Timur akan menjadi wilayah 'pertempuran' yang cukup ketat bagi pasangan Anies-Cak Imin (AMIN), Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud.

Diketahui, Jawa Timur disebut-sebut merupakan basis Nahdlatul Ulama (NU).

Berdasarkan Pemilu 2019 lalu, PDIP menjadi partai yang memperoleh suara terbesar dan terpaut tipis dengan PKB.

Berikut peta perolehan suara di Jawa Timur berdasarkan Pemilu 2019:

Koalisi Pendukung Ganjar-Mahfud

PDIP: 4.319.666
PPP: 1.192.976
Perindo: 479.577
Hanura: 244.329

Koalisi Pendukung Prabowo-Gibran

Gerindra: 2.408.607
Golkar: 2.256.056
Demokrat: 1.841.145
PAN: 1.209.375
PSI: 329.621
PBB: 93.717
Garuda: 80.169

Koalisi Pendukung Anies-Cak Imin

PKB: 4.198.551
Nasdem: 2.190.169
PKS: 862.840

Melihat hal tersebut, kekuatan partai pendukung Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud cukup berimbang.

Baca juga: Gibran Tunjukkan Bukti Fisik Ijazah Lulusan Singapura dan SK Kemendikbudristek, Bantah Tuduhan Palsu

Peta Kekuatan Tokoh Politik Asal Jawa Timur

Terlebih sejumlah tokoh Jawa Timur pun kini sudah menentukan arah dukungannya masing-masing.

Seperti putri Gus Dur, Yenny Wahid kini berada di barisan pendukung Ganjar-Mahfud.

Selain itu, Mahfud MD yang kini menjadi Cawapres Ganjar Pranowo berasal dari Jawa Timur.

Tentunya, kekuatan di kubu Ganjar-Mahfud melihat hal tersebut cukup mumpuni untuk mendulang suara di Jawa Timur.

Kemudian, di kubu Anies-Cak Imin, calon wakil presiden Abdul Muhaimin Iskandar diketahui berasal dari Jombang, Jawa Timur.

Selain itu, Cak Imin diketahui merupakan Ketua Umum PKB yang menjadi partai pemenang kedua pada Pemilu 2019 di Jawa Timur.

Muhaimin pun diketahui memiliki kedekatan dengan warga NU mengingat ia berasal dari keluarga dan di besarkan di lingkungan pesantren.

Cak Imin pun sejak kecil cukup dekat dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan masih memiliki hubungan keluarga.

Kemudian di kubu Prabowo-Gibran, ada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY diketahui berasal dari Pacitan, Jawa Timur.

Selain itu, ada mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang kini berada di barisan pendukung Prabowo-Gibran.

Selain Soekarwo, ada Wakil Gubernur Jatim sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang kini masuk Tim Kampanye nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Tim Kampanye Prabowo-Gibran pun hingga kini masih berupaya membujuk Gubernur jawa Timur Khofifah Indarparawansa menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran.

Khofifah Jadi Rebutan

Dukungan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam Pilpres 2024 disebut-sebut bisa mendongkrak elektabilitas pasangan Capres-Cawapres.

Hal itu lah yang menyebabkan kubu Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud berebut untuk menarik Khofifah dal tim sukses.

Calan presiden Ganjar Pranowo sebelumnya sempat mengungkap bila pihaknya berupaya menari Khofifah masuk dalam tim pemenangan,

Ganjar memberi isyarat nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

"Iya sih (mau tarik Khofifah, red)," kata Ganjar saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

Ganjar pun mengakui bahwa komunikasinya dengan Khofifah terus berjalan baik.

Sehingga, diharapkan bisa menghasilkan keputusan bersama untuk bergabung.

"Saya komunikasi terus menerus ketika saya ke Jawa Timur. Bu Khofifah saya di sini, ya mudah-mudahan sukses, karena saya sangat baik sama beliau," ucap Ganjar.

Begitu juga kubu Anies-Cak Imin, mempertimbangkan nama Khofifah masuk dala tim pemenangan.

Cak Imin sebelumnya sempat menanggapi soal ucapan Ganjar yang mengajak Khofifah gabung TPN.

Baca juga: Bantah soal Narasi Tekanan hingga Diajak Komunikasi TPN Ganjar-Mahfud, Anies Baswedan: Hadapi Saja

Menurut Cak Imin, dirinya bersama Anies Baswedan selalu mendekati tokoh-tokoh masyarakat ke dalam tim pemenangannya.

"Saya tidak mau bilang orang per orang ya, pokoknya semuanya tokoh masyarakat siapa pun kita berusaha dekati," kata Cak Imin di Jember, Jawa Timur, Minggu (29/10/2023).

Cak Imin tidak mau ambil pusing soal ajakan tersebut.

Sebab di negara demokrasi setiap orang mempunyai pilihan masing-masing.

"Pokoknya kita usahakan dekati, tapi namanya demokrasi masing-masing punya pilihan," ujar Cak Imin.

Kubu Prabowo-Gibran pun mengharapkan Khofifah masuk tim pemenangan pihaknya.

Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengungkap bahwa Tim Kampanye Daerah (TKD) sudah cukup kuat terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Adapun TKD itu nantinya dibentuk untuk memperkuat upaya pemenangan Prabowo-Gibran di setiap daerah.

"Yang sudah cukup kuat Jawa Timur, Jawa Tengah, nanti disusul daerah-daerah lain," ujar Budiman di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (17/11/2023).

Selain itu Budiman juga menyebut bahwa sudah ada beberapa nama yang akan memimpin tim kampanye Prabowo-Gibran di daerah, salah satunya Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Budiman, Khofifah menjadi salah satu opsi nama yang akan memimpin TKD di wilayah Jawa Timur.

"Ada beberapa nama, Bu Khofifah salah satunya. Ada Jawa Tengah juga, tapi kita fokus yang lainnya dulu segera," ujarnya.

Namun selain komposisi nama di TKD, dikatakan Budiman di tubuh TKN pun komposisinya juga masih berpotensi bertambah.

Hanya saja eks politisi PDIP itu masih enggan menyebutkan secara detail nama-nama yang akan masuk pada komposisi di TKN.

"Info di TKN juga ada penambahan bisa jadi," katanya.

Sementara itu, Khofifah belum menentukan sikapnya soal dukungan pada Pilpres 2024.

Baca juga: Beda Isi Pertemuan Jusuf Kalla dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Eks Wapres Tolak Jadi TPN

Usai peresmian pipanisasi jaringan air bersih di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, Kamis (2/11/2023), Khofifah berkelit ketika ditanya arah dukungan politiknya.

"Capres e kan telu. Kok sampean takok e Ganjar atau Prabowo? (Capres ada tiga kan. Kenapa tanya Ganjar atau Prabowo terus?)" kata Khofifah.

Menurut Khofifah, ia masih fokus untuk menyelesaikan tugas sebagai Gubernur Jawa Timur.

Pasalnya untuk periode ini Khofifah menegaskan bahwa amanah ini harus dia rampungkan hingga akhir tahun 2023 ini.

"Izinkan saya memaksimalkan tugas sebagai gubernur. Akhir masa jabatan saya pada periode ini adalah 31 Desember 2023," tegasnya.

Karakteristik Pemilih Jawa Timur

Dilansir dari wartakota.com, Direktur Eksekutif Suropati Syndicate Muhammad Shujahri menyebut Jawa Timur jadi wilayah pertempuran (battle ground) saat Pilpres 2024.

Muhammad Shujahri mengatakan, Jawa Timur juga mejadi wilayah penentu pemenangan Pilpres 2024 di Indonesia.

Sejak pemilihan langsung pada tahun 2004 lalu, pemenang Pilpres adalah calon yang menang di Jawa Timur.

Dengan total suara yang mencapai 31 juta pemilih, Jawa Timur jadi kantong suara terbesar setelah Jawa Barat yang memiliki total 35 juta pemilih.

Berbeda dengan Jawa Timur, pemilih di Jawa Barat cenderung bulat dalam menentukan pilihannya.

Sejak Pemilu 1955, Jawa Barat selalu menjadi basis kekuatan kelompok hijau (Islam dan militer).

Jawa Tengah juga memiliki basis pemilih solid ke kelompok merah.

"Sebaliknya, arah dukungan di Jawa Timur jauh lebih dinamis. Provinsi ini adalah swing state. Jawa Timur jadi provinsi sulit ditebak."

"Hal ini karena komposisi wilayah Jawa Timur yang memiliki karakter ideologi berbeda-beda. Setidaknya ada tiga klaster ideologi utama di sana, yakni mataraman, tapal kuda, dan arek," kata Shujahri, Selasa (10/10/2023).

Mataraman menjadi wilayah yang memiliki irisan dengan Jawa Tengah yang terbentang dari Tulungagung hingga Banyuwangi.

Basis pemilih di wilayah ini adalah kalangan nasionalis dan abangan.

Sedangkan wilayah tapal kuda adalah basis kekuatan santri (NU tradisional) yang terbentang dari Probolinggo hingga Madura.

Sementara arek merupakan basis perkotaan yang tersebar antara Surabaya hingga Malang. Wilayah arek didominasi oleh pemilih rasional.

Menurutnya, komposisi ideologi pemilih mataraman, arek, dan tapal kuda inilah yang membuat politik Jawa Timur sulit ditebak.

Sebagai contoh, saat Pemilu 2004 yang mana PDIP yang kuat di basis mataraman dan arek menggandeng Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi.

Dimana secara teori dekat dengan santri, malah kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

"Pun halnya Khofifah yang dua kali kalah dari Soekarwo di Pilkada Jawa Timur. Basis dukungan Karwo saat itu adalah dari Partai Demokrat yang punya basis kekuatannya di wilayah mataraman," jelasnya.

Menurutnya, apa yang terjadi di Jawa Timur ini memberi banyak pelajaran bahwa fragmentasi ideologi arek, mataraman, tapal kuda begitu rumit untuk ditaklukkan.

Fakta sejarah juga menunjukkan tak pernah ada calon yang bisa merepresentasikan klaseter ideologi tertentu, terlebih klaster tapal kuda (NU).

Sebab, kata dia, klaster ini ditentukan oleh bagaimana calon bisa mendapatkan dukungan kiai khos, pesantren besar, maupun simpati dari santri.

Di Tapal Kuda ada ratusan kiai khos dan pesantren besar.

Jumlah santrinya pun bisa mencapai ratusan ribu.

"Walhasil jadi pekerjaan amat besar bagi calon untuk bisa merebut suara mutlak dari kalangan santri," ujarnya.

Layaknya Pilpres 2014, hampir bisa diprediksi dukungan kiai khos akan terbelah ke beberapa capres/cawapres yang punya irisan dengan NU.

Jadi, dipastikan pula suaranya akan terbagi-bagi. (tribunnews.com/ tribunjatim.com/ wartakotalive.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Adu Kuat Tokoh Jatim di Barisan Anies, Prabowo, dan Ganjar Jelang Kampanye Pilpres 2024, Khofifah?

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Pilpres 2024Anies BaswedanPrabowo SubiantoKhofifah Indar ParawansaJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved