Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Tolak Penundaan Pemilu, Sebut Janggal hingga Tak Masuk Akal: Keputusan Itu Aneh Saja
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi putusan penundaan Pemilu oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Diketahui, gugatan perdata terhadap KPU tersebut dilayangkan oleh Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) yang merasa dirugikan KPU.
Pasalnya, partai tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat virifikasi administrasi sehingga tak bisa menjadi calon peserta Pemilu 2024.
PRIMA juga menuding komisioner dan staf KPU melakukan perbuatan melawan hukum dan menuntut ganti rugi Rp 500 juta.
PN Jakpus lantas memutuskan untuk menghukum KPU tidak melaksanakan tahapan pemilu dan melaksanakan tahapan pemilu dari awal selama 2 tahun 4 bulan 7 hari yang berimbas pada penundaan Pemilu.
Baca juga: PDIP Meradang, Erick Thohir Buka Suara soal PAN Ingin Pasangkan dengan Ganjar Pranowo: Itu Apresiasi
Penyebab Elektabilitas Ganjar Pranowo Selalu Tinggi
Di sisi lain, Pengamat politik Denny Siregar menilai ada sejumlah faktor yang membuat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu memuncaki survei capres.
Padahal, Ganjar sama sekali belum melakukan kampanye atau bahkan mengeluarkan biaya untuk mempromosikan dirinya.
Dilansir TribunWow.com, Denny lantas menilai Ganjar banyak dipercaya masyarakat karena aktif melakukan promosi dua arah.
Baca juga: Batal Dukung Ganjar Pranowo, Eks GP Mania Deklarasikan Prabowo Subianto Jadi Capres, Ini Alasannya
"Ganjar Pranowo mempunyai tingkat elektabilitas yang tertinggi. Artinya, orang banyak yang ingin dia jadi calon Presiden," tutur Denny dikutip kanal YouTube Cokro TV, Rabu (22/2/2023).
"Ini modal yang sangat besar untuk publik figur yang populer, sekaligus orang ingin dia menduduki sebuah jabatan."
Menurut Denny, Ganjar selalu menginformasikan kegiatan dan kinerjanya hanya melalui media sosial.

Baca juga: Ganjar Pranowo Angkat Suara soal Kasus Rudapaksa oleh 6 Pemuda di Brebes, Singgung LSM BPPI
Selain murah, platform tersebut juga dinilai lebih mengena di masyarakat jika dibandingkan dengan spanduk, kalender atau baliho wajah seperti pada umumnya.
"Ganjar Pranowo adalah hasil dari promosi aktif, atau promosi dua arah," ujar Denny.
"Dia enggak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mengenalkan wajahnya ke banyak daerah lewat spanduk dan baliho."
"Dia menginformasikan kerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah lewat media sosial. Sebuah campaign yang murah meriah dan membekas."