Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Prediksi Rusia akan Lakukan Serangan Berskala Besar ke Ukraina pada Akhir Februari
Presiden Ukraina memprediksi serangan skala besar selanjutnya yang akan dilakukan oleh Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Putin juga memberikan sinyal bahwa dirinya tak segan menggunakan segala senjata yang ia punya.
"Kami tidak mengirim tank kami ke perbatasan mereka, tetapi kami memiliki alasan untuk merespons. Itu tidak akan terbatas pada penggunaan tank lapis baja. Setiap orang harus memahami ini," tegas Putin.
Mengenai statement ini, Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov enggan berkomentar menjelaskan maksud kalimat Putin tersebut.
Namun Peskov menjelaskan bahwa Rusia akan menggunakan potensi penuhnya untuk melawan senjata-senjata negara barat yang dikirimkan kepada Ukraina.
Baca juga: Curhat Tentara Ukraina ke Media, Sadar Diri Semakin Sulit Menang Lawan Pasukan Rusia
Meski sudah dipastikan akan mendapat bantuan tank dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman, Ukraina tetap saja sendirian dalam perang melawan negara super power yakni Rusia.
Keresahan perang yang tak kunjung usai ini kini menjadi beban pikiran para tentara Ukraina, khususnya mereka yang ditempatkan di garis depan berhadapan langsung dengan pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kepada media asal Inggris, BBC, ada tentara Ukraina yang menyadari semakin ke sini semakin sulit memenangkan perang melawan pasukan militer Rusia.
Pengakuan ini disampaikan oleh Dmytro Podvorchanskyi yang tergabung dalam unit pengintai Ukraina di Dnipro-1.
"Sekarang ini sangat sulit bagi kami. Kami menyadari bahwa Rusia belajar setiap hari dan mengubah strategi mereka. Dan saya pikir kami perlu belajar lebih cepat," ujar Dmytro.
Dmytro menjelaskan bagaimana, pasukan militer Rusia kini lebih lihai dalam menyembunyikan keberadaan hingga amunisi mereka.
Serangan yang menarget logistik Ukraina juga menjadi lebih efektif dan akurat.
Meningkatnya kualitas serangan pasukan militer Rusia ini membuat Rusia berhasil sedikit demi sedikit merebut Bakhmut dari Ukraina.
"Ada beberapa kasus tentara Ukraina tampak tidak ingin berperang, dan berseteru gara-gara taktik," kata tentara Ukraina lain yang dirahasiakan namanya.
Selain membicarakan kekuatan Rusia yang semakin besar, para tentara Ukraina di garis depan ini juga dihinggapi rasa trauma seusai melihat teman-teman mereka tewas di depan mata kepala sendiri.
Seorang perwira tentara Ukraina yang telah memiliki pengalaman menyampaikan bahwa wajib memiliki jet tempur jika ingin menembus lini pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Mengklaim Kemenangan atas Ukraina, Zelensky Sebut Jadi Serangan Balas Dendam Terbesar
