Konflik Rusia Vs Ukraina
Tolak Ajakan Putin untuk Gencatan Senjata 36 Jam, Zelensky Pengaruhi Warga Rusia agar Melawan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai usulan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk gencatan senjata 36 jam hanya akal-akalan semata.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menolak ajakan Rusia untuk melakukan gencatan senjata selama 36 jam pada periode Natal Ortodoks.
Dilansir TribunWow.com, Zelensky mengatakan gencatan senjata yang diusulkan tersebut adalah tipuan untuk menghentikan kemajuan tentara Ukraina di wilayah Donbas timur.
Selain itu, disinyalir merupakan strategi untuk memungkinkan Moskow membawa lebih banyak pasukan ke medan perang dengan aman.
Baca juga: Ajukan Syarat Khusus, Putin Buka Kesempatan untuk Bahas Perdamaian Rusia dengan Ukraina
Dilaporkan Al Jazeera, Jumat (6/1/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam yang akan berlangsung dari Jumat tengah hari (09:00 GMT) hingga akhir Sabtu (21:00 GMT).
Usulan itu diumumkan setelah kepala Gereja Ortodoks Rusia , Patriark Kirill dari Moskow mengeluarkan seruan untuk gencatan senjata Natal pada hari Kamis.
“Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk melangsungkan gencatan senjata di sepanjang jalur kontak para pihak di Ukraina," bunyi pernyataan kantor kepresidenan Rusia mengutip kata-kata Putin.
Perintah tersebut tidak menentukan apakah gencatan senjata akan berlaku untuk operasi ofensif dan defensif oleh Rusia, dan tidak jelas apakah Rusia akan membalas jika Ukraina terus menyerang.

Baca juga: Putin Perintahkan Pembuatan Film Dokumenter Perang Ukraina, Berisi Cerita Kepahlawanan Tentara Rusia
Berbicara dengan tegas dalam bahasa Rusia pada Kamis malam, Zelensky mengatakan bahwa Moskow telah berulang kali mengabaikan rencana perdamaian Kyiv.
"Mereka sekarang ingin menggunakan Natal sebagai kedok, meski sebentar, untuk menghentikan gerak maju pasukan kita di Donbas dan membawa peralatan, amunisi, dan pasukan yang dimobilisasi lebih dekat ke posisi kita," kata Zelensky.
"Seluruh dunia tahu bagaimana Kremlin menggunakan interupsi dalam perang untuk melanjutkan perang dengan kekuatan baru."
Perang akan berakhir, kata Zelensky, hanya ketika pasukan Rusia memutuskan meninggalkan Ukraina atau diusir.
"Mengakhiri agresi negara Anda. Ini berlanjut setiap hari di mana tentara Anda ada di tanah kami. Dan perang akan berakhir saat tentara Anda pergi atau kami mengusir mereka".
Pemimpin Ukraina itu juga mendesak warga Rusia untuk menentang Putin dan penggambaran perangnya sebagaimana diperlukan untuk melindungi kepentingan Moskow melawan Barat.
"Untuk mengakhiri perang lebih cepat, kita membutuhkan sesuatu yang sama sekali berbeda. Kami membutuhkan warga Rusia untuk menemukan keberanian dalam diri mereka sendiri, meskipun selama 36 jam, meskipun selama Natal, untuk membebaskan diri dari rasa takut yang memalukan terhadap seorang pria di Kremlin," tutur Zelensky.
Institute for the Study of War mengatakan bahwa pengumuman gencatan senjata Putin adalah taktik informasi yang disengaja dan dirancang untuk menggambarkan Ukraina sebagai agresor.