Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Bunuh 4 Tentara Ukraina yang Berusaha Menyusup untuk Lakukan Sabotase, Berikut Identitasnya
Pihak FSB Rusia mengklaim berhasil membunuh empat orang tentara Ukraina yang berusaha menyusup ke wilayahnya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Badan keamanan domestik FSB Rusia mengumumkan pada hari Senin (26/12/2022), bahwa mereka telah membunuh sekelompok penyabotase dari Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, kelompok yang didua tentara Ukraina tersebut diklaim mencoba untuk menyeberang ke wilayah perbatasan Rusia.
Empat orang tentara tersebut dilaporkan tewas setelah sempat terjadi pertempuran di sekitar lokasi.
Baca juga: 10 Ribu Tentara Rusia Tewas di Ukraina, Terdiri dari Perwira hingga Wajib Militer, Berikut Detailnya
Seperti dilaporkan The Moscow Times, bentrokan terjadi ketika tentara Rusia memergoki adanya penyusup dari Ukraina.
Empat orang tersebut membawa dan mengenakan atribut militer serta berusaha memasuki wilayah Bryansk, Rusia bagian barat.
"Akibat bentrokan pada 25 Desember 2022, empat penyabot, yang berusaha memasuki wilayah Bryansk dari Ukraina, tewas," kata FSB dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Rusia.

Baca juga: Hancurkan Jembatan dan Isolasi Tentara Rusia, Ukraina Gunakan Taktik Kherson untuk Rebut Melitopol
Ditambahkan bahwa mereka membawa senapan mesin ringan Jerman, peralatan navigasi dan empat alat peledak rakitan.
Sebuah video yang dibagikan oleh kantor berita dan dikaitkan dengan FSB menunjukkan beberapa mayat berlumuran darah tergeletak di tanah, mengenakan seragam kamuflase musim dingin dan membawa senjata.
Rusia menuduh pasukan pro-Kyiv melakukan sejumlah serangan sabotase, termasuk ledakan yang merusak jembatan yang menghubungkan Krimea yang dicaplok ke Rusia.
Kematian empat orang tersebut telah dikonfirmasi oleh pihak Ukraina yang lantas membeberkan identitas para tentara tersebut.
Dikutip dari Kyiv Post, mereka adalah Maksym Mykhaylov, Taras Karpyuk, Bohdan Lyagov, dan komandan kelompok Yuriy Horovets, yang menggunakan tanda panggilan 'Svyatosha'.
Tentara Ukraina dan analis politik Yevhen Karas membagikan ingatannya tentang kelompok yang tewas itu melalui Telegram.
"Penyabotase yang sukses," tulis Karas tentang Horovets yang berusia 34 tahun.
"Ini jauh dari tugas intelijen pertamanya."
"(Dia seorang) Nasionalis. Kristiani. Aktor. Wisatawan. Veteran. Anggota lama komunitas 'persaudaraan' Dmytro Korchynsky.'"
Kemudian, mengacu pada Mykhaylov yang berusia 32 tahun dengan sebutan 'Cossack', Karas menambahkan bahwa dia orang yang baik dan berani.
"Dia lembut, tetapi dengan api di matanya. Seorang romantis yang menyalakan bintang-bintang di wilayah pendudukan Bryansk, Kursk dan Belgorod, dengan plastisin," tutur Karas.
Tentang Bohdan Lyagov, Karas menulis bahwa prajurit berusia 19 tahun itu telah menjadi sukarelawan untuk kelompok sabotase ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari.
"Bocah itu sangat berani," lanjut Karas.
"Dia selalu dipanggil sebagai relawan. Dan meskipun dia mengeluh karena usianya yang masih muda dia sering tidak kebagian mengerjakan tugas yang paling sulit, dia senang."
"Dia dianggap sangat mampu, karena dia menunjukkan beberapa hasil terbaik dalam latihan fisik dan taktis," tambahnya.
Dalam pernyataannya, FSB melaporkan bahwa 'senjata asing' dan peralatan telah ditemukan di antara mayat tentara yang gugur, termasuk senapan mesin ringan SIG Sauer, perangkat navigasi, dan bom yang setara dengan sekitar 40 kilogram TNT.
Berbatasan dengan Ukraina, oblast Rusia di Bryansk baru-baru ini menjadi berita utama menyusul beberapa serangan, terakhir pada 30 November, ketika tiga tangki berisi ribuan ton bahan bakar diesel terbakar.
Kebakaran itu dipicu oleh drone yang menjatuhkan bahan peledak ke salah satu tank, lapor media Rusia pada saat itu.
Rekaman video yang diambil tak lama setelah serangan menunjukkan asap mengepul dari dua tangki bahan bakar dan gumpalan asap hitam tebal membubung ke langit.
Tidak ada yang tewas dalam insiden tersebut.
Baca juga: Iklan Perekrutan Tentara Rusia Picu Perdebatan, Disebut Buatan Ukraina hingga Hina Idealisme Negara
Putin Perketat Kontrol dan Basmi Mata-mata
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan penguatan perbatasan Rusia dan memberi instruksi khusus untuk dinas keamanan.
Dilansir TribunWow.com, Putin memerintahkan lembaga khusus tersebut agar melakukan kontrol yang lebih ketat terhadap masyarakat.
Selain itu juga untuk membasmi orang yang dinilai sebagai pengkhianat, mata-mata, dan penyabotase.
Baca juga: Diduga Balasan Ukraina, Ledakan Terjadi di Perbatasan Rusia, Berikut Keterangan Pejabat Setempat
Berbicara pada Hari Layanan Keamanan, yang dirayakan secara luas di Rusia, Putin pada hari Senin (19/12/2022), menyerukan instruksi tegas tersebut.
Putin menugaskan pejabat keamanannya untuk melindungi perbatasan, meningkatkan kontrol masyarakat, dan memaksimalkan penggunaan potensi operasional, teknis, dan personelnya.
Secara khusus, Dinas Keamananan Rusia diperintah untuk mencegah risiko pengkhianatan yang datang dari luar negeri dan internal.
"Ketenangan maksimum, konsentrasi pasukan sekarang dibutuhkan dari badan-badan kontraintelijen, termasuk intelijen militer," kata Putin dikutip dari Al Jazeera, Selasa (20/12/2022).
"Penting untuk menekan tindakan dinas khusus asing, dengan cepat mengidentifikasi pengkhianat, mata-mata, dan penyabotase."

Baca juga: Hancurkan Jembatan dan Isolasi Tentara Rusia, Ukraina Gunakan Taktik Kherson untuk Rebut Melitopol
Putin juga menekankan bahwa perbatasan Rusia juga harus diperkuat.
"Pekerjaan harus diintensifkan melalui dinas perbatasan dan Dinas Keamanan Federal (FSB)," lanjut Putin.
"Dan itu (perbatasan) harus ditutupi secara andal. Setiap upaya untuk melanggarnya harus digagalkan dengan cepat dan efektif menggunakan kekuatan dan sarana apa pun yang kita miliki, termasuk unit aksi bergerak dan pasukan khusus."
Putin juga mengatakan bahwa adalah tugas dinas keamanan khusus untuk memastikan keselamatan orang yang tinggal di wilayah Ukraina yang diklaim Moskow pada bulan September.
Di sisi lain, Kyiv dan sekutu Baratnya mencap langkah itu sebagai aneksasi ilegal.
"Adalah tugas Anda untuk melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan mereka secara maksimal, menghormati hak dan kebebasan mereka," kata Putin, seraya menjanjikan akan ada lebih banyak peralatan dan senjata modern.
Komentar Putin datang ketika serangan rudal Rusia di Ukraina telah meningkat, sementara perang telah berjalan selama 10 bulan.(TribunWow.com/Via)