Konflik Rusia Vs Ukraina
Kecanggihan Rudal Patriot, Sistem Pertahanan Udara yang akan Dikirim AS ke Ukraina untuk Halau Rusia
Amerika Serikat dikabarkan akan segera mengirim alat pertahanan serangan udara canggih yang disebut sistem Patriot ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Peringatan serangan udara dicabut tiga jam setelah dimulai.

Baca juga: Markas Tentara Wagner Rusia Hancur di Luhansk, Ukraina Gencarkan Serangan Balasan di Melitopol
Total lima bangunan dilaporkan rusak, menggarisbawahi betapa rentannya Kyiv terhadap serangan udara Rusia bahkan dengan pertahanan udara.
Rekaman dari satu bangunan yang terkena serangan menunjukkan ekor putih drone terlihat di reruntuhan.
"Rusia melanjutkan teror energi. Tapi kami semakin kuat setiap hari," tulis kepala wilayah Kyiv, Oleksiy Kuleba, di Telegram.
Operator jaringan Ukraina mengatakan fasilitas energi tidak mengalami kerusakan apa pun dalam serangan hari Rabu, dan memuji pertahanan udara Ukraina atas pekerjaan mereka.
Diketahui, Ukraina telah menerima sistem pertahanan udara modern dari barat, termasuk dari AS.
Adapun serangan Rabu pagi itu terjadi ketika AS mempertimbangkan akan memasok Ukraina dengan sistem pertahanan udara Patriot yang canggih.
Meskipun AS sebelumnya menolak memasok Ukraina dengan sistem tersebut sementara upaya Polandia baru-baru ini untuk membuat Jerman mengerahkan baterai Patriot ke negara itu ditolak oleh Berlin.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa rudal tersebut bisa saja dikirim dalam hitungan hari setelah rentetan serangan Rusia yang berulang kali terhadap kota-kota Ukraina.
Patriot, yang akan menjadi sistem rudal permukaan-ke-udara tercanggih di mana sekutu AS di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Sebagai informasi, Gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia sejak Oktober telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur energi dan listrik sipil Ukraina saat memasuki bulan-bulan musim dingin.
Unicef, badan anak-anak PBB, mengatakan serangan udara selama dua bulan telah menyebabkan hampir tujuh juta anak tanpa akses berkelanjutan ke listrik, pemanas, dan air.(TribunWow.com/Via)