Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kecanggihan Rudal Patriot, Sistem Pertahanan Udara yang akan Dikirim AS ke Ukraina untuk Halau Rusia

Amerika Serikat dikabarkan akan segera mengirim alat pertahanan serangan udara canggih yang disebut sistem Patriot ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
US Army
Ilustrasi sistem roket HIMARS Amerika Serikat. Terbaru, AS disebut akan mengirim sistem rudal Patriot untuk Ukraina, Kamis (15/12/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Sistem rudal Patriot telah lama menjadi senjata pertahanan unggulan Amerika Serikat dan sekutunya sebagai perisai untuk menghalau rudal yang masuk.

Dilansir TribunWow.com, Eropa, Timur Tengah, dan wilayah Pasifik telah menggunakan sistem ini untuk menjaga adanya kemungkinan serangan dari Iran, Somalia, dan Korea Utara.

Sehingga, Rusia pun segera merespons ketika tersiar berita bahwa AS telah setuju untuk mengirim baterai rudal Patriot ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Kembali Serang Kyiv, 3 Ledakan Bergema di Seantero Kota, Ukraina Kerahkan Tim Darurat

Dilaporkan Al Jazeera, Kamis (15/12/2022), pertahanan ini merupakan persenjataan militer yang diminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama berbulan-bulan untuk meningkatkan pertahanan udara negaranya.

Pejabat AS telah mengkonfirmasi perjanjian pemberian sistem Patriot tersebut, dan pengumuman resmi akan segera diumumkan.

Tetapi para ahli memperingatkan bahwa keefektifan sistem itu terbatas, dan itu mungkin bukan menjadi penentu dalam perang.

Patriot adalah sistem peluru kendali permukaan-ke-udara yang pertama kali dikerahkan pada 1980-an dan dapat menargetkan pesawat terbang, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek.

Setiap baterai Patriot terdiri dari sistem peluncuran yang dipasang di truk dengan delapan peluncur yang masing-masing dapat menampung hingga empat pencegat rudal, radar darat, stasiun kontrol, dan generator.

Pasukan militer AS memamerkan senjata HIMARS saat pameran militer di Arab Saudi, 6 Maret 2022.
Pasukan militer AS memamerkan senjata HIMARS saat pameran militer di Arab Saudi, 6 Maret 2022. (Fayez Nureldine/AFP)

Baca juga: Perang Berkecamuk di Bakhmut, Para Ahli Heran Rusia Terobsesi pada Kota Kecil di Ukraina

Angkatan Darat mengatakan saat ini memiliki 16 batalyon Patriot.

Sebuah laporan International Institute for Strategic Studies tahun 2018 menemukan bahwa batalion tersebut mengoperasikan 50 baterai, yang memiliki lebih dari 1.200 pencegat rudal.

Baterai AS secara teratur digunakan di seluruh dunia dan dioperasikan atau dibeli oleh Belanda, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Taiwan, Yunani, Spanyol, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, Rumania, Swedia, Polandia, dan Bahrain.

"Sistem Patriot adalah salah satu sistem pertahanan rudal udara yang paling banyak dioperasikan dan andal serta terbukti di luar sana, dan kemampuan pertahanan rudal balistik teater dapat membantu mempertahankan Ukraina dari rudal balistik yang dipasok Iran," kata Tom Karako, direktur Pertahanan Rudal Proyek di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena kesepakatan Ukraina belum diumumkan, mencatat bahwa satu baterai Patriot memiliki jarak tembak yang panjang, tetapi hanya dapat mencakup area luas yang terbatas.

Sebagai contoh, Patriot dapat secara efektif melindungi pangkalan militer kecil, tetapi tidak dapat sepenuhnya melindungi kota besar seperti Kyiv.

Sistem hanya bisa memberikan cakupan untuk beberapa bagian dari kota tersebut.

Patriot sering dikerahkan sebagai batalion, yang mencakup empat baterai.

Namun, ini tidak akan terjadi dengan Ukraina, yang menurut para pejabat akan menerima satu baterai.

Patriot memiliki radar yang lebih kuat yang lebih baik dalam membedakan target daripada sistem S-300 era Soviet yang digunakan Ukraina, tetapi memiliki keterbatasan.

Namun, kemampuan Patriot untuk menargetkan beberapa rudal balistik dan pesawat berpotensi melindungi Kyiv jika Presiden Rusia Vladimir Putin melanjutkan ancamannya yang gigih untuk menggunakan perangkat nuklir taktis.

Jika serangan udara yang dikirim adalah bom gravitasi lewat pesawat perang, sistem tersebut dapat menargetkan pesawat pengirim.

Namun, jika yang diluncurkan adalah rudal balistik jelajah atau jarak pendek hingga menengah, sistem patriot mungkin akan dapat mencegat rudal itu.

Baca juga: Markas Tentara Wagner Rusia Hancur di Luhansk, Ukraina Gencarkan Serangan Balasan di Melitopol

Ukraina Berhasil Tembak 13 Drone Rusia

Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 13 drone buatan Iran di atas Kyiv dan wilayah sekitarnya, Rabu (14/12/2022).

Dilansir TribunWow.com, keberhasilan ini dicapai setelah Rusia melakukan serangan drone yang menyasar fasilitas kelistrikan selama beberapa minggu.

Menurut pejabat setempat, tidak ada korban jiwa maupun cedera yang dilaporkan, meskipun sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Baca juga: Rusia Kembali Serang Kyiv, 3 Ledakan Bergema di Seantero Kota, Ukraina Kerahkan Tim Darurat

Seperti dilaporkan The Guardian, Rabu (14/12/2022), serangkaian ledakan menghantam ibu kota Ukraina.

Sekitar pukul 6.30 pagi pada hari Rabu, penduduk di pusat Kyiv memposting video di mana suara pesawat tak berawak terbang di atas kepala terdengar, diikuti dengan ledakan.

Warga juga memposting gambar kepulan asap di cakrawala ibu kota.

Pemerintah kota Kyiv mengatakan dua gedung administrasinya telah rusak akibat jatuhnya puing-puing pesawat tak berawak.

Seorang juru bicara layanan penyelamatan Kyiv, Svitlana Vodolaga, mengatakan kepada berita Ukraina Suspline bahwa tidak ada korban.

Walikota kota, Vitali Klitschko, menulis dalam sebuah posting di Telegram bahwa ada ledakan di distrik pusat ibu kota, Shevchenkivskyi, rumah bagi banyak lembaga dan gedung pemerintah.

Peringatan serangan udara dicabut tiga jam setelah dimulai.

Penampakan serangan drone kamikaze milik Rusia di Kyiv/Kiev, Ukraina pada 17 Oktober 2022.
Penampakan serangan drone kamikaze milik Rusia di Kyiv/Kiev, Ukraina pada 17 Oktober 2022. (YouTube South China Morning Post)

Baca juga: Markas Tentara Wagner Rusia Hancur di Luhansk, Ukraina Gencarkan Serangan Balasan di Melitopol

Total lima bangunan dilaporkan rusak, menggarisbawahi betapa rentannya Kyiv terhadap serangan udara Rusia bahkan dengan pertahanan udara.

Rekaman dari satu bangunan yang terkena serangan menunjukkan ekor putih drone terlihat di reruntuhan.

"Rusia melanjutkan teror energi. Tapi kami semakin kuat setiap hari," tulis kepala wilayah Kyiv, Oleksiy Kuleba, di Telegram.

Operator jaringan Ukraina mengatakan fasilitas energi tidak mengalami kerusakan apa pun dalam serangan hari Rabu, dan memuji pertahanan udara Ukraina atas pekerjaan mereka.

Diketahui, Ukraina telah menerima sistem pertahanan udara modern dari barat, termasuk dari AS.

Adapun serangan Rabu pagi itu terjadi ketika AS mempertimbangkan akan memasok Ukraina dengan sistem pertahanan udara Patriot yang canggih.

Meskipun AS sebelumnya menolak memasok Ukraina dengan sistem tersebut sementara upaya Polandia baru-baru ini untuk membuat Jerman mengerahkan baterai Patriot ke negara itu ditolak oleh Berlin.

Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa rudal tersebut bisa saja dikirim dalam hitungan hari setelah rentetan serangan Rusia yang berulang kali terhadap kota-kota Ukraina.

Patriot, yang akan menjadi sistem rudal permukaan-ke-udara tercanggih di mana sekutu AS di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Sebagai informasi, Gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia sejak Oktober telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur energi dan listrik sipil Ukraina saat memasuki bulan-bulan musim dingin.

Unicef, badan anak-anak PBB, mengatakan serangan udara selama dua bulan telah menyebabkan hampir tujuh juta anak tanpa akses berkelanjutan ke listrik, pemanas, dan air.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait lainnya

Tags:
RusiaUkrainaKonflik Rusia Vs UkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinAmerika SerikatRudal
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved