Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia dan Ukraina akan Melambat Selama Musim Dingin, AS Soroti Tekad Kyiv untuk Tetap Melawan
Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines, memprediksi jalannya perang Rusia dan Ukraina beberapa bulan mendatang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Laju pertempuran yang melambat di Ukraina diprediksi akan terus berlanjut selama beberapa bulan ke depan.
Namun, Amerika Serikat menilai keinginan Ukraina untuk melawan Rusia sama sekali tak berkurang.
Meskipun hingga saat ini, Rusia masih terus melakukan serangan yang mengakibatkan putusnya jaringan listrik Ukraina.
Baca juga: Swiss Bekukan Rp 122 Triliun Aset Rusia Buntut Invasinya ke Ukraina, Disinyalir Masih akan Bertambah
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Minggu (4/12/2022) Avril Haines, direktur intelijen nasional dalam pemerintahan Presiden AS Joe Biden, menduga Presiden Rusia Vladimir Putin pasti akan terkejut mengetahui militernya tidak mencapai keberhasilan lebih banyak dalam perangnya di Ukraina.
Apalagi mengingat bahwa Rusia sebelumnya merasa yakin bisa menguasai Ukraina dalam beberapa minggu setelah serangan ke Kyiv pada akhir Februari.
"Kami melihat semacam pengurangan tempo konflik dan kami berharap itu mungkin yang akan kami lihat dalam beberapa bulan mendatang," kata Haines dalam Forum Pertahanan Nasional Reagan tahunan di California.
Menurutnya, militer Ukraina dan Rusia akan berusaha untuk memperbaiki dan melengkapi pasokan untuk mempersiapkan serangan balasan setelah musim dingin, tetapi ada pertanyaan apakah Kremlin dapat mencapai tujuannya.
"Kami sebenarnya memiliki cukup banyak skeptisisme, apakah Rusia benar-benar siap untuk melakukan itu atau tidak. Saya berpikir lebih optimis untuk Ukraina dalam jangka waktu itu," katanya.

Baca juga: Serang Pembangkit Listrik, Rusia Disebut NATO Pakai Musim Dingin untuk Buat Warga Ukraina Menderita
Haines menilai, setelah hampir 9 bulan perang berlangsung, Putin mulai menyadari tantangan yang dihadapi militernya.
Meski tujuan politik Putin di Ukraina tampaknya tidak berubah, namun analis intelijen AS berpikir Putin mungkin bersedia untuk mengurangi tujuan militer jangka pendeknya untuk sementara waktu.
Hal ini dibarengi dengan gagasan bahwa Rusia mungkin akan kembali mengejar tujuan tersebut nantinya.
Dia juga mengatakan Rusia tampaknya menghabiskan persediaan militernya dengan sangat cepat.
"Itulah mengapa Anda melihat mereka pergi ke negara lain secara efektif untuk mencoba mendapatkan amunisi dan kami telah mengindikasikan bahwa amunisi presisi mereka habis lebih cepat dalam banyak hal," ungkap Haines.
"Ini benar-benar luar biasa, dan perasaan kami sendiri adalah bahwa mereka tidak mampu memproduksi sendiri apa yang mereka belanjakan pada tahap ini."
Ditanya tentang dampak serangan Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya, Haines mengatakan tujuan Moskow adalah guna menekan keinginan warga Ukraina untuk melawan.