Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Minta Bantuan India untuk Atasi Sanksi Barat yang Kian Mencekik Buntut Perang Ukraina
Rusia diketahui telah memberi daftar permintaan kebutuhan pada India buntut sanksi global yang membatasi akses ekspor-impor negaranya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Rusia dikabarkan telah meminta India untuk menjual setidaknya 500 produk berbeda yang sangat dibutuhkannya.
Dilansir TribunWow.com, hal ini dilakukan lantaran Rusia tak bisa lagi secara bebas membeli kebutuhannya akibat terkekang sanksi internasional yang dijatuhkan sebagai konsekuensi invasi di Ukraina.
Dikutip dari empat sumber yang mengetahui permintaan tersebut, daftar kebutuhan Rusia antara lain suku cadang untuk mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Baca juga: Ingin Dianggap Pemberani, Mantan Pejabat Rusia Justru Minta Dimasukkan Dalam Daftar Musuh Negara
Seperti dilaporkan The Moscow Times, Selasa (29/11/2022), sebuah sumber menyebutkan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia meminta perusahaan India untuk memberikan daftar bahan baku dan peralatan yang mereka butuhkan.
Sebuah sumber di industri penjualan mobil Rusia mengatakan bahwa kementerian telah mengirimkan daftar 14 halaman suku cadang mobil yang diperlukan .
Di antaranya termasuk komponen mesin seperti piston, pompa oli dan koil penyalaan, serta bumper dan sabuk pengaman ke kementerian dan lembaga negara internasional, termasuk India.
Rusia dilaporkan juga meminta 41 item untuk pesawat dan helikopter, termasuk komponen peralatan, bahan bakar, komunikasi, dan sistem pemadam kebakaran.
Baca juga: Media Rusia Sebut Indonesia dan Jokowi Berusaha Selamatkan Putin dari Target Bully AS dkk di KTT G20
Permintaan tersebut dibuat beberapa minggu sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar ke Rusia awal bulan ini.
Karena Moskow sejauh ini tetap menjadi pemasok senjata terbesar India, New Delhi menghindari secara eksplisit mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Selama kunjungannya, Jaishankar menyatakan kesediaannya untuk meningkatkan ekspor ke Rusia.
Tetapi beberapa perusahaan India menyatakan keprihatinannya akan menjadi sasaran pemerintah Barat untuk berdagang dengan Rusia.
"Ada keragu-raguan di kalangan eksportir terutama pada barang-barang yang dikenai sanksi," kata Ajay Sahai, direktur jenderal Federasi Organisasi Ekspor India.
Terkait hal ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia, serta Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan India dan kantor Perdana Menteri India, tidak segera memberikan tanggapan saat diminta berkomentar.
Baca juga: Kyiv dalam Kegelapan setelah Serangan Rusia, Presiden Ukraina Zelensky Salahkan Wali Kota
Pengusaha India Manfaatkan Konflik Rusia dan Ukraina
Miliarder asal India bernama Mukesh Ambani berhasil meraup keuntungan besar dari momen konflik antara Rusia dan Ukraina.
Di saat negara-negara barat dan Eropa memberikan sanksi kepada Rusia, Mukesh dan perusahaan minyaknya yang bernama Reliance Industries Ltd. justru membeli minyak dari Rusia dalam jumlah besar dan harga diskon.
Saking murahnya harga minyak yang dijual oleh Rusia, perusahaan milik Mukesh memilih untuk menunda pekerjaan pemeliharaan di kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia.
Baca juga: Hacker Serang Perayaan Hari Kemenangan Rusia: Darah Warga Ukraina dan Anak Mereka Ada di Tanganmu
Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, saat ini kilang minyak milik Reliance mampu memproses sebanyak 1,4 juta barel minyak per hari.
Di saat AS dan aliansinya mengisolasi tidak mengadakan hubungan dagang dengan Rusia, Mukesh dan pengusaha minyak lainnya dari India justru memanfaatkan momen ini.
Sejak akhir Februari, perusahaan minyak swasta dan milik negara di India telah membeli lebih dari 40 juta barel minyak dari Rusia.
Pada perusahaan Reliance, margin Diesel Januari-Maret melonjak hingga 71 persen dibandingkan quartal sebelumnya.
Sedangkan bensin naik 17 persen, dan nafta naik 18,5 peren.
Perusahaan ini diketahui memeroleh 60 persen penghasilannya dari minyak.
Pada Januari hingga Maret, keuntungan bersih perusahaan ini diketahui naik sebesar 22 persen.
Sebelumnya, tagar #IStandWithPutin dan #istandwithrussia ramai mewarnai media sosia India menyatakan dukungan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu, pemerintah India juga menunjukkan keberpihakan pada Rusia terkait konflik yang terjadi dengan Ukraina.
Terbukti dari penolakan India atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang ingin agar invasi Rusia dihentikan.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Selasa (15/3/2022), keberpihakan India terhadap Rusia itu tak lepas dari sejarah dua negara yang saling erat berhubungan.
Rusia kerap memberikan dukungan terhadap India di kancah internasional.
Baca juga: Aksi Rusia Jarah Alat Pertanian Canggih Ukraina Senilai Rp 70 Miliar Berakhir Sia-sia Gara-gara Ini
Tak sekali Rusia memberikan suara bagi India ketika pembahasan konflik negara tersebut di bawa ke Dewan Keamanan PBB.
Seperti pada tahun 1961 ketika India berusaha mengakhiri kedaulatan kolonial Portugis atas Goa, Daman, dan Diu dengan mengerahkan militer.
AS, Inggris, Perancis dan Turki mengajukan resolusi untuk meminta India menarik pasukan.
Namun usulan tersebut ditentang oleh Uni Soviet yang pada tahun 1971 menandatangani perjanjian kerjasama dengan India.
Kemudian, Uni Soviet menggunakanhak vetonya untuk membela India ketika konflik Kashmir diangkat ke PBB untuk mendapat resolusi pada tahun 1957, 1962, dan 1971.
Menurut Uni Soviet, permasalahan perebutan wilayah Kashmir oleh India dan Pakistan merupakan masalah bilateral yang bisa diselesaikan tanpa intervensi internasional.
Sejak jatuhnya Uni Soviet, Rusia berusaha mempertahankan hubungan dengan India di mana pada tahun 2000 dan 2010, Putin dan Perdana Menteri India saat itu menandatangi kembali perjanjian kerjasama.
Dalam bidang ekonomi, Uni Soviet/ Rusia merupakan mitra dagang terbesar India.
Rusia selalu memastikan kesediaan energi India dan membantu dalam pendirian industri dalam negeri termasuk minyak, gas dan pertambangan.
Tak hanya itu, India juga melengkapi persenjataannya dengan alat-alat militer buatan Rusia.
Diyakini sekitar 60 persen hingga 85 persen armada dan persenjataan tentara India berasal dari Rusia.
Beberapa armada tersebut antara lain kapal induk, tank, senjata, jet tempur hingga rudal.
Dalam bidang kebudayaan, India juga memiliki keterkaitan erat dengan Rusia yang kerap saling melakukan pertukaran budaya.
Selama perang dingin, film-film India banyak disulihsuarakan dalam bahasa Rusia dan menjadi populer di Moskow.
Tokoh-tokoh revolusioner dan sastra India juga banyak mendapat kekaguman dari sejarawan, filsuf, bahkan seniman Rusia.
Mengingat sejarah panjang hubungan diplomatik, militer, budaya dan ekonomi yang kuat ini, tidak mengherankan jika pemerintah dan masyarakat India memilih untuk mendukung Rusia.
India dinilai masih membutuhkan pengaruh Rusia untuk mengatasi konflik teritorial dengan negara tetangga seperti China dan Pakistan.
Di sisi lain, dukungan India untuk Rusia dinilai sebagai bentuk balas budi atas jasa masa lalu Uni Soviet.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, India juga mulai membina hubungan baik dengan Barat.
Diprediksi apabila kerjasama India dan Rusia dinilai sudah tak lagi menguntungkan, bukan tidak mungkin New Delhi akan memilih berpaling dan menarik dukungannya.(TribunWow.com/Via/Anung)