KTT G20 Bali
Media Rusia Sebut Indonesia dan Jokowi Berusaha Selamatkan Putin dari Target Bully AS dkk di KTT G20
Media Rusia memberitakan bagaimana pemerintah Indonesia dan Presiden RI Joko Widodo berusaha mencegah G20 jadi ajang bullying terhadap Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yakni Indonesia disebut sedang berusaha mencegah Rusia menjadi target bully dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat lainnya saat KTT di Bali pada 15-16 November 2022.
Media Rusia rt.com, memberitakan bahwa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ingin agar seluruh negara anggota G20 dapat tertib terus bersama hingga akhir acara.
Dikutip TribunWow, rt menyampaikan bahwa Jokowi beserta jajaran pemerintahannya telah meminta kepada pemimpin negara-negara barat untuk mengendalikan/membatasi retorika anti Rusia terkait konflik yang terjadi di Ukraina.
Baca juga: Tarik Mundur Pasukan Rusia dari Kherson, Pejabat Putin Akui Invasi Ukraina dalam Situasi yang Buruk
Menurut seorang diplomat yang identitasnya dirahasiakan, Jokowi berharap seluruh anggota G20 termasuk Rusia dan China dapat mencapai ke sebuah kesepakatan.
Jokowi juga dikabarkan berusaha untuk menjaga G20 tetap menjadi G20.
Sebagaimana yang diketahui, G8 berubah menjadi G7 seusai Rusia dikeluarkan karena aneksasi Krimea pada tahun 2014 silam.
Jokowi sendiri telah membuktikan keseriusannya ingin membantu menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina yang kini terjadi.
Seperti yang diketahui, Presiden Jokowi sempat mengunjungi langsung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka menjadi mediator.
Namun tak dapat dipungkiri saat rangkaian acara G20 berjalan, delegasi Rusia dan Amerika Serikat (AS) serta negara-negara barat saling melakukan aksi walk out sebagai bentuk protes.
Baca juga: Diundang Bloomberg Jadi Pembicara di Acara G20, Anies Pamerkan Pencapaian Jakarta: Melampaui Target

Dikutip TribunWow, dalam wawancara eksklusif bersama BBC, Jokowi menjawab kemungkinan terjadinya negosiasi di antara negara yang berseteru pada KTT G20 nanti.
Awalnya Jokowi menjelaskan bahwa adanya rivalitas adalah hal yang wajar selama dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan konflik terbuka.
Selanjutnya Jokowi menekankan betapa pentingnya dialog untuk pemulihan kondisi global dan ekonomi.
"Tidak akan ada perdamaian tanpa dialog," kata Jokowi.
Jokowi kemudian ditanyakan dapatkah negosiasi berjalan di tengah tensi yang tengah memanas ini.
Sang RI 1 menjawab bahwa pihaknya sedang berusaha.