KTT G20 Bali
Media Rusia Sebut Indonesia dan Jokowi Berusaha Selamatkan Putin dari Target Bully AS dkk di KTT G20
Media Rusia memberitakan bagaimana pemerintah Indonesia dan Presiden RI Joko Widodo berusaha mencegah G20 jadi ajang bullying terhadap Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Apa yang ingin kita perjuangkan di KTT G20 adalah amanat dan kepercayaan besar dari negara-negara G20 ini harus betul-betul kita pakai untuk memperjuangkan utamanya kepentingan negara-negara miskin dan negara-negara berkembang," papar Jokowi.
Hanya dalam hitungan hari, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diselenggarakan di Bali, Indonesia pada 15-16 November 2022.
Pada KTT G20 nanti, diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan datang langsung ke Bali.
Dikutip TribunWow dari rt, pemerintah Rusia menyatakan akan mengirimkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov sebagai delegasi.

Baca juga: Putin Batal Datang ke Indonesia untuk Hadiri KTT G20, Bagaimana dengan Presiden Ukraina Zelensky?
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Dmitry Peskov selaku juru bicara pemerintahan Putin pada Kamis (10/11/2022).
Namun pemerintah Rusia juga menyampaikan bahwa Putin akan menghadiri KTT G20 lewat teleconference atau video.
RT yang merupakan media pemerintah Rusia menjelaskan bahwa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ditekan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara aliansinya untuk memblokir Putin sebagai hukuman atas konflik yang terjadi di Ukraina.
RT turut mengungkit bagaimana Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersama representasi dari Inggris dan Kanada melakukan aksi walk out dalam pertemuan Menkeu G20 pada April 2022 lalu sebagai bentuk protes terhadap pidato delegasi pemerintah Rusia.
Kemudian RT juga menjelaskan bagaimana pemerintah Indonesia tidak gentar tetap mengirimkan undangan kepada Putin untuk menghadiri KTT G20.
Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar.
Awalnya Dino menjelaskan G20 terancam ditinggalkan oleh negara-negara anggotanya bahkan bubar karena konflik Rusia-Ukraina.
"G20 kini sedang sakit, terpecah belah, dan kalau tidak hati-hati bisa menjadi disfungsional," ujar Dino dikutip TribunWow.com dari YouTube Sekretariat FPCI, Minggu (3/4/2022).
Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali

Dino mencontohkan bahwa di dalam G20 terdapat negara-negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat) yang mana semua negara G7 menentang keras invasi Rusia terhadap Ukraina.
Selanjutnya ada juga negara-negara yang pro terhadap Rusia di dalam G20 yakni Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.
Menurut Dino, Indonesia saat ini harus memanfaatkan modal politik dan diplomatik Indonesia dengan negara-negara barat, Rusia, Tiongkok (China), bahkan negara-negara menengah.