Polisi Tembak Polisi
Akhirnya Akui Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J, Ridwan Soplanit: Saya juga Korban Prank
Saksi kasus Brigadir J akui Ferdy Sambo ikut melakukan pembunuhan terhadap ajudannya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Mantan Kanit Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Ridwan Soplanit menyatakan terdakwa Ferdy Sambo ikut menembak korban Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, ia juga mengaku telah menjadi korban rekayasa skenario yang disusun Ferdy Sambo.
Dengan nada tinggi, Ridwan Soplanit menyatakan bahwa ia telah memberikan kesaksian secara sebenar-benarnya.
Baca juga: Ferdy Sambo Benarkan Dugaan Kabareskrim Agus Andrianto Terlibat Kasus yang Diungkap Ismail Bolong
Pernyataan tersebut diungkap Ridwan Soplanit saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022).
Kepada majelis hakim dan jaksa, ia mengatakan bahwa kasus yang terjadi di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan bukanlah aksi tembak menembak.
Melainkan pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo dan ajudannya, Richard Eliezer alias Bharada E.
Ridwan Soplanit yang awalnya merasa ragu menjawab pertanyaan hakim dan jaksa, menyebut bahwa Ferdy Sambo ikut menembak.
"Bukan terjadi peristiwa tembak-menembak, Yosua ditembak," kata Ridwan Soplanit dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (14/11/2022).
"Oleh Bharada E dan FS," tegasnya.

Baca juga: Murka Brigadir J Disebut Berkepribadian Ganda, Pengacara: Ferdy Sambo-PC Harus Dicek, Waras Enggak
Pada hari insiden terjadi Jumat (8/7/2022), Ridwan Soplanit datang ke lokasi pembunuhan dengan ajudan dan staf Ferdy Sambo yang berwajah tegang.
Ia kemudian diminta merahasiakan kasus tersebut karena berkaitan dengan aib yang dialami istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Ketika itu, Ridwan Soplanit mengaku sampai tertekan dan jatuh sakit selama sepekan.
Pada majelis hakim, Ridwan Soplanit menyatakan bahwa dirinya juga korban rekayasa skenario oleh Ferdy Sambo.
"Langkah-langkah saya juga sudah pasti, ini saya juga datang, saya sebagai korban juga, saya di-prank juga," ungkap Ridwan Soplanit.
"Dari awal persidangan ini saya tidak menceritakan ini, karena saya anggap ini etika persidangan."
"Saya menceritakan (kejadian) bukan meyakinkan Hakim, tapi saya sebagai saksi verbalisan mewakili institusi saya menceritakan fakta," tandasnya.
Baca juga: Putri Candrawathi Tak Hadiri Sidang karena Kena Covid-19, Ferdy Sambo Pasang Badan: Tak Patuh Prokes
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Gaya Ferdy Sambo Tembak Brigadir J serupa Teroris
Pengacara Kamaruddin Simanjuntak mengecam keras cara terdakwa Ferdy Sambo membunuh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, Kamaruddin Simanjuntak menyebut Ferdy Sambo secara pengecut telah menembak Brigadir J dari belakang.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, cara tersebut sama persis seperti cara teroris mengeksekusi sandera atau korbannya.
Baca juga: Bukan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Justru Pelaku Utama? Pengacara Brigadir J: Perannya Jelas
Sebagaimana diketahui, Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).
Pemuda asal Jambi tersebut dikatakan telah ditembak oleh rekannya sendiri, Richard Eliezer alias Bharada E, atas perintah Ferdy Sambo.
Pada akhir pembunuhan, Ferdy Sambo sendiri diduga juga menembak Brigadir J yang masih bergerak di bagian kepala.
Meskipun sampai sekarang perbuatan tersebut masih tegas disangkal oleh Ferdy Sambo.
"Ditembak oleh Bharada E, ditembak juga oleh Ferdy Sambo dengan gaya tembakan execution style," terang Kamaruddin dikutip kanal YouTube tvOneNews, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Setuju Kamaruddin Ungkap Isu Pernikahan Ferdy Sambo dengan si Cantik, Rohaniwan Ingatkan Konsekuensi
Kamaruddin menjelaskan bahwa gaya penembakan tersebut seperti gaya teroris yang dinilainya pengecut.
"Execution style itu cara pengecut, jadi orang sudah minta ampun atau sudah disuruh berlutut, ditembak dari belakang."
"Itu gaya teroris, jadi Ferdy Sambo ini diduga teroris dan pengecut."
Menurut Kamaruddin, jika Ferdy Sambo memiliki nyali, maka ia pasti menantang Brigadir J untuk duel pistol.
Alih-alih, ia justru membunuh Brigadir J yang saat itu diminta untuk berjongkok tanpa mengetahui kesalahannya.
"Kalau dia tidak pengecut, itu macam koboi, tembak-menembak, pemberani," beber Kamaruddin.
"Tapi kalau pengecut yang satu diikat atau disuruh berlutut lalu ditembak, namanya execution style."
"Ini Jenderal loh, jenderal kok begitu," tandasnya.(TribunWow.com/Via)