Breaking News:

KTT G20 Bali

Petakan Kelompok Teroris, Moeldoko Imbau TNI-Polri Waspadai Ancaman Non-Militer di KTT G20 Bali

Indonesia perketat keamanan jelas KTT G20 Bali, dari pengawalan hingga pemetaan kelompok teroris.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membeberkan upaya pengamanan KTT G20 yang dilangsungkan di Bali, Senin (14/11/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Keamanan menjadi perhatian penting dalam pelaksanaan KTT G20 di Bali, pada Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022).

Dilansir TribunWow.com, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pihaknya sudah memetakan pergerakan organisasi teroris tertentu.

Hal ini untuk mengurangi potensi ancaman terhadap para kepala negara dunia yang hadir di KTT G20.

Baca juga: Kumpulkan Pemimpin dari Seluruh Dunia, Apa Saja Isu yang akan Dibahas dalam KTT G20 Bali?

Ditemui di Badung, Bali, Moeldoko mengatakan bahwa potensi ancaman yang ada juga bisa berasal dari pihak non militer.

Di antaranya adalah organisasi-organisasi teroris yang dikhawatirkan akan memanfaatkan momentum.

"Potensi-potensi ancaman pasti ancaman yang bersifat indirect ya, biasanya non-militerlah begitu," beber Moeldoko, Senin (14/11/2022).

Untuk mencegah hal tersebut, pihak pengaman yang terdiri dari TNI dan Polri, disebut telah melakukan pemetaan.

Sehingga, pihak keamanan bisa melakukan pemantauan dan pencegahan apabila ada pergerakan yang mencurigakan.

"Ini yang juga sudah kita siapkan, peta pergerakan kelompok-kelompok itu, yang selama ini diwaspadai aparat keamanan ya," kata Moeldoko.

"Dari kelompok-kelompok teroris juga sudah kita baca semuanya. Kita berharap nanti semuanya bisa lancar," tandasnya.

Pertemuan pertama Menkes anggota G20 di Marriott Hotel Yogyakarta, Senin (20/6/2022)
Pertemuan pertama Menkes anggota G20 di Marriott Hotel Yogyakarta, Senin (20/6/2022) (TRIBUNJOGJA/Istimewa)

Baca juga: Jokowi Tanggapi soal Aksi Delegasi Rusia hingga AS Saling Walk Out dalam Pertemuan G20

Adapun isu yang akan dibahas dalam pertemuan ini antara lain adalah inflasi di banyak negara yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun, sebagian besar akibat melonjaknya harga energi karena perang di Ukraina dan kebijakan "nol COVID" China yang mengganggu rantai pasokan.

"Masalah inflasi yang bersifat langsung, dan masalah jangka panjang untuk memiliki pembangunan yang lebih berkelanjutan, memerlukan koordinasi global yang sulit dilakukan di dunia yang jauh lebih terfragmentasi di mana ketegangan geopolitik meningkat," kata Trinh Nguyen, seorang ekonom senior untuk Asia mengatakan kepada Al Jazeera, Senin (14/11/2022).

"Jadi tantangan bagi G20 adalah untuk membawa para pemimpin, yang berbeda dalam geopolitik, bersama-sama untuk menemukan titik temu dan solusi untuk krisis jangka pendek dan jangka panjang."

Nguyen mengatakan inflasi, akan menjadi agenda utama karena telah berdampak pada semua orang dari rumah tangga hingga perusahaan.

Nguyen menambahkan bahwa tantangan lain bagi G20 adalah membentuk rantai pasokan global yang lebih terintegrasi yang tidak terlalu rentan terhadap guncangan geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara, Shahar Hameiri, seorang ekonom politik di University of Queensland, mengatakan energi akan menjadi fokus penting dari KTT karena perang di Ukraina telah menyoroti kekuatan negara-negara penghasil energi untuk mempengaruhi harga bagi semua orang.

"Beberapa dari mereka adalah anggota G20, termasuk tentu saja Rusia sendiri, tetapi juga Arab Saudi dan Indonesia," kata Hameiri.

"AS marah ketika begitu banyak negara produsen tidak meningkatkan produksi untuk menjaga harga tetap tinggi, yang jelas-jelas mendukung Rusia."

Hameiri mengatakan isu penting lain yang dia harapkan untuk dibahas oleh G20 adalah restrukturisasi utang untuk negara-negara berkembang yang menghadapi kesulitan keuangan.

"G20 telah mencoba untuk mengoordinasikan ini untuk sementara waktu, tetapi skala masalah utang menjadi jauh lebih besar baru-baru ini, karena Federal Reserve Bank AS telah menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi domestik," ujar Hameiri.

Baca juga: Media Rusia Sebut Indonesia dan Jokowi Berusaha Selamatkan Putin dari Target Bully AS dkk di KTT G20

Imbauan agar KTT G20 Berjalan Maksimal

Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar.

Awalnya Dino menjelaskan G20 terancam ditinggalkan oleh negara-negara anggotanya bahkan bubar karena konflik Rusia-Ukraina.

"G20 kini sedang sakit, terpecah belah, dan kalau tidak hati-hati bisa menjadi disfungsional," ujar Dino dikutip TribunWow.com dari YouTube Sekretariat FPCI, Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali

Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar, Kamis (31/3/2022).
Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar, Kamis (31/3/2022). (YouTube Sekretariat FPCI)

Dino mencontohkan bahwa di dalam G20 terdapat negara-negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat) yang mana semua negara G7 menentang keras invasi Rusia terhadap Ukraina.

Selanjutnya ada juga negara-negara yang pro terhadap Rusia di dalam G20 yakni Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.

Menurut Dino, Indonesia saat ini harus memanfaatkan modal politik dan diplomatik Indonesia dengan negara-negara barat, Rusia, Tiongkok (China), bahkan negara-negara menengah.

Dino menyampaikan, Indonesia sampai saat ini masih memiliki modal politik yang baik dengan Rusia.

"Indonesia tidak menerapkan sanksi terhadap Rusia dan hubungan bilateral Jakarta-Moskow masih terjaga normal," ujarnya.

Selanjutnya Dino menyarankan agar pembahasan pilar-pilar G20 terus berjalan, mulai dari Business 20, Civil 20, Labor 20, dan lain sebagainya.

Kemudian Dino menyarankan agar Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi rutin melakukan zoom diplomacy.

"Yaitu lobi melalui teleconference secara intensif dengan pemimpin negara-negara G20 lainnya untuk mencari formula yang dapat menjaga keutuhan G20," ungkap Dino.

Dino mengingatkan bahwa solusi menjaga keutuhan G20 harus dirintis sedini mungkin.

Selain itu Dino turut menyarankan agar Jokowi memanfaatkan kesempatan KTT ASEAN-AS pada pertengahan tahun 2022 besok untuk berbicara secara bilateral dengan Presiden AS Joe Biden membahas pentingnya menjaga keutuhan G20.

Dino lalu juga menyarankan agar Indonesia mengirimkan perwakilan ke Ukraina dan Rusia untuk mencari solusi mengakhiri konflik. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait lainnya

Tags:
KTT G20BaliMoeldokoTeroris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved