Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Beri Peringatan, Ukraina akan Seret AS dan NATO Terlibat Langsung dalam Konflik
Pemerintah Rusia mengaku peringatannya soal siasat adu domba milik Ukraina diabaikan oleh Amerika Serikat (AS).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) dan aliansi NATO berpotensi ikut terlibat langsung memerangi Rusia bersama Ukraina.
Pemerintah Rusia mengaku sudah memperingatkan AS soal kemungkinan terjadinya skenario ini namun peringatan diabaikan oleh Amerika Serikat.
Dikutip TribunWow dari rt, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov menjelaskan Ukraina akan menggunakan siasat meledakkan bom kotor untuk menjadikan Rusia sebagai kambing hitam.
Baca juga: Jaga-jaga Serangan Musuh, Vladimir Putin Awasi Latihan Senjata Nuklir Pasukan Militer Rusia
Antonov menjelaskan, peringatan pemerintah Rusia yang disampaikan dalam bentuk surat kepada pemerintah AS pada Rabu (9/11/2022) tidak digubris.
Antonov menyampaikan, jika taktik bom kotor ini berhasil dilakukan oleh Ukraina maka AS dan NATO dapat terlibat langsung ke dalam konflik melawan Rusia.
Selain itu Antonov juga memperingatkan bahwa bencana nuklir seperti Fukushima atau Chernobyl dapat kembali terulang.
"Namun Washington menghindar dari peringatan kami," ujar Antonov.
Antonov mengatakan, saat Ukraina berakting sebagai korban, dua negara berkekuatan nuklir akan saling berhadapan langsung yakni Rusia dan AS.
"AS terus berpura-pura tidak melihat tren berbahaya ini," jelas Antonov.
Di sisi lain, Pengawas nuklir PBB telah mengkonfirmasi bahwa mereka tidak menemukan tanda-tanda aktivitas nuklir di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, investigasi tersebut digelar sebagai tanggapan atas tuduhan Rusia bahwa Ukraina akan menggunakan 'bom kotor'.
Namun rupanya, tudingan tersebut berhasil dimentahkan setelah IAEA memeriksa tiga situs di Ukraina yang dicurigai Rusia.
Baca juga: Tak Percaya Putin, Warga Rusia Menolak Pulang meski Wajib Militer ke Ukraina Sudah Dihentikan
Sebelumnya, Rusia menuduh Ukraina berencana menggunakan alat peledak konvensional yang dicampur dengan bahan radioaktif atau yang biasa disebut bom kotor (dirty bom).
Rusia juga mengatakan sejumlah lembaga yang terkait dengan industri nuklir terlibat dalam persiapan tersebut, tanpa menghadirkan bukti.
Pemerintah Ukraina dengan keras membantah tuduhan tersebut.