Tragedi Arema Vs Persebaya
Kapolri Umumkan Oknum Polisi Penembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, 20 Orang Terancam Disanksi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menemukan sejumlah fakta dan menetapkan tersangkatragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Kondisi jenazahnya sendiri secara fisik, ada beberapa yang sangat-sangat memprihatinkan, ini menunjukkan kurang lebih yang menjadi potensi penyebab kematian," terang Choirul Anam dikutip KOMPASTV, Kamis (6/10/2022).
"Yang pertama kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen, karena juga gas air mata."
"Jadi muka biru, ada yang matanya merah, (mulut) keluar juga busa."

Baca juga: Soroti Tragedi Kanjuruhan, New York Times Sebut Polisi Indonesia Kurang Terlatih Kendalikan Massa
Fakta tersebut diperoleh Choirul Anam dari penuturan keluarga, rekan-rekan suporter Aremania, maupun para relawan.
Keterangan para pihak itu pun saling berkesuaian di mana tiga ciri-ciri yang disebutkan terlihat dari jenazah masing-masing korban.
Selain itu, juga ditemukan sejumlah luka patah diduga akibat terhimpit sesama penonton atau terjatuh saat panik.
"Banyak kok yang wajahnya biru, terus keluar busa, mata merah dan sebagainya," ucap Choirul Anam.
"Termasuk kondisi luka, kondisi luka ini macam-macam, ada yang kaki patah, ada yang rahang patah, ada yang memar dan lain sebagainya."
Menurut Choirul Anam, penggunaan gas air mata sangat berpengaruh hingga menyebabkan gejala iritasi berat pada penglihatan korban.
Bahkan, ia sempat bertemu dengan seorang korban selamat yang baru bisa melihat setelah dua hari akibat efek gas air mata.
"Senin itu baru bisa melihat, sebelum-sebelumnya enggak bisa melihat, matanya sakit kalau dibuka, dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih," bebernya.(TribunWow.com/Via)