Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Kirim Warga Sipil Rusia ke Medan Perang hingga Ancam Pakai Nuklir, Begini Tanggapan Ukraina
Pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin soal mobilisasi pasukan menuai komentar dari pihak Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Jelas itu adalah sesuatu yang harus kita anggap sangat serius karena kita tidak memegang kendali, saya juga tidak yakin dia memegang kendali, sungguh," kata Keegan.
Wakil kanselir Jerman, Robert Habeck, mengatakan keputusan Rusia untuk mengumumkan mobilisasi parsial adalah langkah buruk dan salah lainnya dari Rusia.
Mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Putin akan dilihat secara luas sebagai pengakuan besar atas kegagalan militer Kremlin di Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dalam pidatonya mengakui bahwa kondisi di Ukraina sulit, dan mengatakan Rusia berperang dengan negara-negara Barat.
Shoigu pada hari Rabu juga memberikan perkiraan resmi pertama dari kerugian medan perang Rusia sejak akhir Maret, mengumumkan bahwa 5.937 tentara Rusia telah tewas di Ukraina sejak awal pertempuran.
Namun, intelijen Barat serta laporan media independen menunjukkan angka sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan hingga 80.000 tentara Rusia tewas atau terluka sejak awal perang.
Baca juga: Rusia Menyerah Berdamai dengan Ukraina? Putin Kutip Pernyataan Zelensky
Zelensky Sebut Rusia Panik
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia jelas sedang dalam kondisi panik.
Dilansir TribunWow.com, hal ini dikarenakan serangan balasan Ukraina di wilayah timur yang berhasil mendesak mundur tentara Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kepanikan tersebut tampak dari serangan Rusia yang gegabah ke pembangkit listrik tenaga nuklir serta permintaan pasukan separatis untuk segera dilakukannya referendum.
Baca juga: Putin Beri Ancaman Serius Buntut Serangan Ukraina, Joe Biden Khawatir Rusia Gunakan Nuklir
Dilaporkan Aljazeera, rudal Rusia menghantam dalam jarak 300 meter dari reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina Selatan dekat kota Yuzhnoukrainsk di provinsi Mykolaiv selatan pada hari Senin (19/9/2022).
Menurut operator nuklir Ukraina Energoatom, bom tersebut meninggalkan lubang sedalam 2 meter dan lebar 4 meter.
Namun, reaktor tersebut masih beroperasi secara normal dan tidak ada karyawan yang terluka.
Pembangkit listrik tenaga nuklir ini adalah yang terbesar kedua di Ukraina setelah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, yang telah berulang kali mendapat serangan.
Sepanjang perang, Rusia telah menargetkan pembangkit listrik dan peralatan transmisi Ukraina.