Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Kirim Warga Sipil Rusia ke Medan Perang hingga Ancam Pakai Nuklir, Begini Tanggapan Ukraina
Pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin soal mobilisasi pasukan menuai komentar dari pihak Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Aksi tersebut menyebabkan pemadaman dan membahayakan sistem keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu.
Serangan itu juga menyebabkan penutupan sementara pembangkit listrik tenaga air di dekatnya, menghancurkan lebih dari 100 jendela di kompleks itu dan memutuskan tiga saluran listrik.
Kementerian Pertahanan Ukraina merilis video hitam-putih yang menunjukkan dua bola api besar meletus satu demi satu dalam kegelapan, diikuti oleh hujan bunga api pijar, 19 menit setelah tengah malam.
Kementerian dan Energoatom menyebut serangan itu sebagai terorisme nuklir.

Baca juga: Penduduk Rusia Khawatir Ukraina Balas Lakukan Invasi setelah Berhasil Rebut Kembali Wilayahnya
Serangan rudal itu terjadi di tengah gencarnya balasan Ukraina di wilayah Kharkiv yang dipuji sebagai titik balik potensial dalam perang.
Zelensky mengatakan Rusia sangat panik ketika militer negaranya menekan lebih jauh ke timur, membuka jalan bagi potensi serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.
"Para penjajah jelas panik," kata Zelensky dalam video malamnya.
Ditambahkan bahwa dia sekarang fokus pada kecepatan di daerah-daerah yang dibebaskan.
"Kecepatan pasukan kita bergerak. Kecepatan dalam memulihkan kehidupan normal," katanya.
Pemimpin Ukraina itu juga mengisyaratkan dia akan bicara ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu untuk meminta negara-negara mempercepat pengiriman senjata dan bantuan.
"Kami melakukan segalanya untuk memastikan kebutuhan Ukraina terpenuhi di semua tingkatan pertahanan, keuangan, ekonomi, diplomatik," tegas Ukraina.
Kata Gubernur provinsi Serhiy Gaidai, angkatan bersenjata Ukraina telah mendapatkan kembali kendali penuh atas desa Bilohorivka, dan bersiap untuk merebut kembali semua provinsi Luhansk dari penjajah Rusia.
Desa ini hanya berjarak 10 km di barat kota Lysychansk, yang jatuh ke tangan Rusia setelah berminggu-minggu pertempuran sengit di bulan Juli.
"Akan ada pertempuran di setiap sentimeter wilayah," tulis Gaidai di Telegram.
"Musuh sedang mempersiapkan pertahanan mereka. Jadi kita tidak akan begitu saja berbaris."
Baca juga: Seperti Bucha, Pasukan Ukraina Temukan Mayat Bekas Penyiksaan di Kharkiv setelah Usir Tentara Rusia