Polisi Tembak Polisi
Brigadir J Anggota Paskibraka, Keluarga Bentangkan Bendera di Makamnya, sang Ibu Sontak Histeris
Keluarga memperingati HUT RI ke-77 di makam Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Yosua, di sinilah kami nak bawa bendera, memperingati hari kemerdekaan nak, kami dengan keluarga berkumpul di sini nak merayakan hari ulang tahun kemerdekaan ini nak," seru Rosti.
"Jadi pahlawan lah kau sayangku, jadi pahlawan kau ya sayangku, jadi pahlawan kau sayang."
Dalam tangisannya, Rosti meratapi nasib sang anak yang belum mendapat keadilan meski tinggal di negara yang merdeka.
"Merdeka Indonesia tapi kau masih disiksa, mana kemerdekaan itu sayang, samalah kau dengan pahlawan itu memperjuangkan kemerdekaan itu sayang," tutur Rosti di tengah tangisannya.
"Sampai kapan ini berakhir, sampai kapan? bendera merah putih ini kami kibarkan di sini sayang, benderamu ini, bendera kedinasan mu ini, sampai kapan ini berakhir, dak kuat mamak nak,"
Baca juga: Sempat Histeris, Ibu Brigadir J Kini Lantang Minta Ferdy Sambo dan Istri untuk Mengaku
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Ibu Brigadir J Histeris Panggil Putri Candrawathi
Sebelumnya, adegan menyayat hati tampak dalam proses ekshumasi atau autopsi ulang jenazah Brigadir Polisi Nopriansyah Yosua Simanjuntak alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak berteriak histeris jelang pembongkaran makam sang anak.
Adapun prosesi autopsi ulang jenazah Brigadir J tersebut dilakukan di TPU Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Rabu (27/7/2022).
Baca juga: Nasib Adik Brigadir J, Dimutasi hingga Diminta Tanda Tangani Berkas Autopsi Tanpa Lihat Jasad Kakak
Dalam tayangan video di kanal YouTube Tribun Jambi, Rabu (27/7/2022), jeritan Rosti dimulai ketika para petugas bersiap menggali makam Brigadir J.
Ia menjerit keras sembari mengacungkan tangan meratapi nasib anaknya.
Adik Brigadir J, Bripda LL Hutabarat ikut menangis sembari beberapa kali memeluk erat ibunya.
Ia kemudian membawa sang ibu untuk beristirahat di tenda yang telah disiapkan.
Teriakan Rosti turut membuat para kerabatnya menangis.