Polisi Tembak Polisi
Profil Benny Mamoto, Ketua Kompolnas yang Jadi Sorotan karena Tepis Kejanggalan di Kasus Brigadir J
Sosok Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto tengah disorot publik karena pernah menepis kejanggalan di kasus Brigadir J. Ini profilnya.
Editor: Rekarinta Vintoko
Berangkat dari peristiwa tersebut, terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E yang berujung pada tewasnya Yosua.
Baca juga: Mulai Berani Jujur soal Kasus Pembunuhan Brigadir J, Bharada E Ucap Atasannya Sekarang adalah Tuhan
Kronologi ini sama dengan yang disampaikan pihak kepolisian pada awal terungkapnya kasus ini.
Benny juga sempat mengatakan bahwa tidak ada luka sayatan di tubuh Brigadir J, yang ada hanya luka bekas terserempet peluru.
Dia pun membantah bahwa jari Brigadir J putus, melainkan "hanya" terluka.
Lalu, terkait luka-luka lebam, Benny mengatakan, tidak terjadi aksi pemukulan sebelum kematian Brigadir J.
Sementara, terkait kasus yang baru diungkap 3 hari pascakejadian atau Senin (11/7/2022), Benny senada dengan polisi yang berdalih bahwa pada tanggal 9 dan 10 Juli umat Islam tengah merayakan Idul Adha.
Oleh karenanya, kala itu dia menyebutkan, tak ada kejanggalan dalam kasus ini.
"Tidak ada (kejanggalan)," ujar Benny.
Tak Sejalan
Rupanya, pernyataan Benny di awal terungkapnya kasus kematian Brigadir J sangat berbeda dengan fakta terkini.
Pada Selasa (9/8/2022), polisi menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tak ada insiden baku tembak di rumah Sambo sebagaimana narasi yang sebelumnya beredar.
Peristiwa yang sebenarmya, Sambo memerintahkan Bharada E untuk menembak Yosua.
Setelahnya, dia menembakkan pistol milik Brigadir J ke dinding-dinding rumahnya supaya seolah terjadi aksi tembak-menembak.
Benny pun telah angkat bicara ihwal kontroversi pernyataannya.