Polisi Tembak Polisi
Curigai Keaslian Bukti CCTV Kasus Brigadir J, Kuasa Hukum: Kalau Belum Diuji Bisa Saja Itu Editan
Kuasa hukum pihak keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menyangsikan bukti rekaman CCTV yang ditemukan polisi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kuasa hukum pihak keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menyangsikan bukti rekaman CCTV yang ditemukan polisi.
Dilansir TribunWow.com, pengacara Kamaruddin Simanjuntak menilai bukti tersebut bisa saja dipalsukan.
Ia menilai CCTV yang didapat dari rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo dan lingkungan sekitar itu bisa saja sudah melalui pengeditan.
Baca juga: Alasan Istri Irjen Sambo dan Brigadir J Pergi ke TKP Rumah Dinas yang Lama Sudah Tak Ditinggali
Hal ini diutarakannya setelah pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (2/8/2022) malam.
Menurut Kamaruddin, temuan rekaman CCTV yang sebelumnya sudah disampaikan Komnas HAM itu masih perlu diuji keasliannya.
Pasalnya, bisa saja rekaman yang terkumpul itu sudah melalui pengeditan demi kepentingan tertentu.
Karenanya, untuk menjaga objektivitas kasus, bukti tersebut perlu diuji keahliannya oleh pakar digital forensik.
"Saya sudah katakan Komnas HAM itu kalau dapat bukti elektronik diuji dulu. Karena namanya berbau elektronik itu bisa Ori (orisinil) bisa editan juga. Elektronik itu rawan diedit, maka harus diuji ahli forensik," ujar Kamaruddin dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (3/8/2022).
Ia mencurigai adanya potensi bahwa bukti rekaman tersebut dibuat pada hari lain, namun dinyatakan sebagai hari terjadinya insiden.
"Kalau belum diuji bisa saja itu editan. Bisa saja CCTV yang lalu dibuat seolah-olah pada hari itu."
Baca juga: Pengakuan Lengkap Bharada E soal Insiden Baku Tembak dengan Brigadir J Diungkap Komnas HAM
Adapun dari bukti 20 rekaman CCTV tersebut, pihak Komnas HAM telah merangkaikan menjadi satu konstruksi cerita.
Hanya saja, ada jeda sekira 23 menit yang tak bisa dibuktikan karena tak adanya CCTV di lokasi kejadian perkara.
Dilansir kanal YouTube metrotvnews, Senin (1/8/2022), berikut timeline detik-detik terakhir Brigadir J menurut penuturan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
15.29 WIB: Irjen Ferdy Sambo terekam memasuki rumah pribadi, Jl Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ia datang dari Yogyakarta dengan pesawat dan hanya dikawal seorang ajudan. Ferdy Sambo kemudian memasuki kamarnya.
15.40 WIB: Istri Irjen Ferdy Sambo, PC, tiba di rumah pribadi, Jl Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan dari Magelang, Jawa Tengah. Rombongan terdiri dari dua mobil hitam didampingi patwal. PC datang bersama Brigadir J, Bharada E, ART, ajudan senior dan seorang asisten.
15.43 WIB: PC menjalani tes PCR Covid-19 di rumah pribadi bersama seluruh anggota rombongan, termasuk Brigadir J dan Bharada E, yang kemudian diduga terlibat baku tembak. Tidak terlihat bahwa Irjen Ferdy Sambo menjalani tes PCR Covid-19 di tempat yang sama.
16.31 WIB: Kekasih Brigadir J, Vera Simanjutak menelepon dan sempat mendengar suara ajudan lain.
"Almarhum ini bilang, 'Sebentar, sebentar', karena ditelepon. Dia bergerak mencari tempat yang tidak terlalu banyak suara karena di situ kumpul teman-teman yang lain sedang ngobrol tertawa-tertawa," tutur Taufan.
16.37 WIB: Selesai PCR, PC bersama rombongannya, kecuali ART, pindah dari rumah pribadi ke rumah dinas di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan untuk Isoman. Rumah dinas yang lama tak ditempati ini hanya berjarak sekitar 500 meter. Tak ada bukti rekaman di rumah dinas karena kamera CCTV dikabarkan rusak.
"Beberapa menit kemudian Pak Ferdy Sambo juga meninggalkan rumah pribadi itu dengan arah yang berbeda. Dengan ADC yang sama, dan motor patwal yang sama," terang Taufan.
17.00 WIB: CCTV tetangga sekitar merekam rombongan Ferdy Sambo tiba-tiba berhenti dan berusaha berbalik arah.
"Kata penyidik itu karena ada telepon ke Pak Sambo dari istrinya yang menjelaskan ada peristiwa (baku tembak) itu, sehingga dia (Irjen Ferdy Sambo) berlari ke sana (menuju rumah dinas)," jelas Taufan.
"Enggak berapa lama, dari CCTV di rumah pribadi kelihatan Ibu kembali ke rumah didampingi asistennya, itu menunjukkan wajahnya menangis. CCTV-nya sangat clear."
Baca juga: Mahfud MD Peringatkan Upaya Tersembunyi dari Kasus Brigadir J akan Terlihat: Buka Sejujur-jujurnya
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Pakar Soroti Keanehan Bukti CCTV: Padahal Kompleks Jenderal
Pakar digital forensik Abimanyu Wachjoewidajat mengomentari bukti rekaman CCTV dari kasus tewasnya Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, Komnas HAM sebelumnya membeberkan ada bukti 20 rekaman video dari 27 titik.
Dalam bukti-bukti tersebut, ditampilkan situasi di sekitar rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo beserta sosok yang terlibat dalam kasus tersebut.
Baca juga: Tak Setuju Brigadir J Dimakamkan secara Kedinasan, Pihak Ferdy Sambo: Melakukan Perbuatan Tercela
Antara lain istri Ferdy Sambo, PC, ajudannya Brigadir J saat masih hidup, dan Bharada E yang diduga terlibat baku tembak dengan mendiang.
Terkait bukti CCTV tersebut, Abimanyu menerangkan bahwa bukti rekaman yang diberikan pada saksi ahli biasanya sangat terbatas.
Menurut dia, seharusnya semua bukti yang dimiliki selama 24 jam di hari kejadian, bisa juga menjadi bukti alih-alih hanya beberapa menit sebelum insiden.
"Seorang saksi ahli seringkali hanya disodorkan suatu media recordnya itu terbatas," kata Abimanyu dikutip kanal YouTube tvOneNews, Kamis (28/7/2022).
"Misalnya hanya 5 menit dalam satu kejadian. Harusnya yang direview tetap yang 24 jam. Nanti tinggal dilihat apakah sebenarnya yang 24 jam ini riil atau tidak, sehingga yang 5 menit bisa dipertanggungjawabkan."
"Tetapi kalau dapatnya saja terbatas, kan saksi ahli juga tidak bisa memaksa untuk meminta lebih lengkap."
Baca juga: Ada CCTV Rekam Brigadir J hingga Istri Irjen Sambo sebelum Penembakan, Komnas HAM: Semuanya Sehat
Kemudian Abimanyu menyoroti titik pengambilan CCTV yang sempat disebut diambil di perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah ke Jakarta.
Sebagai informasi, Brigadir J pada hari kematiannya pada Jumat (8/7/2022) sempat mengantar Ferdy Sambo bersama ajudan lain.
"Semakin banyak referensi seharusnya lebih baik, yang lucu dari 27 CCTV ini, saya enggak pernah dengar diambil juga dari tetangga-tetangganya si Jenderal tersebut," ujar Abimanyu.
"Padahal yang namanya di kompleks pembesar, itu pasti semua seperjalanan dari gerbang masuk ke kompleks sampai ke rumahnya, itu pasti banyak rumah-rumah jenderal yang pasti ada kamera merekam ke jalanan."
"Dari situ bisa diminta sebagai bukti-bukti penguat, sehingga hal-hal yang sifatnya rekayasa bisa diminimalisir," pungkasnya.(TribunWow.com/Via)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul "Pengacara Brigadir J Khawatir Bukti CCTV yang Dibeberkan Komnas HAM Sudah Diedit"