Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Ungkap AS Picu 23 Perang di Seluruh Dunia Berkedok Kontraterosisme, Termasuk Ukraina?
AS diduga berperan dalam 23 konflik yang terjadi di seluruh dunia lewat sebuah program rahasia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Gabbard menilai hal tersebut sangat aneh karena negara adidaya sebesar AS justru menyerahkan kepemimpinan pada kepala negara asing.
"Setiap kali administrasi ditanya apa tujuan perang kami dengan Rusia, menggunakan Ukraina sebagai proxy kami, (yaitu bagaimana kami tahu kapan kemenangan tercapai?) Mereka mengelak pertanyaan dengan menyatakan presiden Ukraina akan melakukannya keputusan dan AS akan mengikuti kepemimpinannya.
Jadi, posisi politik luar negeri terpenting yang dihadapi negara kita dalam 60 tahun terakhir bukanlah dibuat oleh Kongres AS atau presiden Amerika, tetapi oleh pemimpin negara asing," tulis Gabbard.
Pada utasan selanjutnya, ia mengutip pernyataan dari sejumlah pejabat tinggi AS.
Antara lain Sekretaris Pertahanan Lloyd Austin, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Milley, dan sekretaris pers Pentagon John F. Kirby.

Baca juga: Putin Cuci Tangan Menolak Rusia Disalahkan atas Krisis Pangan Global, Ganti Tuding Ukraina dan AS
"'Pada akhirnya, seperti apa ini, seperti apa keadaan akhir akan ditentukan oleh Ukraina dan bukan oleh kami. Jadi kami akan menyerahkannya kepada Presiden Zelensky dan kepemimpinannya untuk membicarakan bagaimana transisi ini.' —Lloyd Austin (Sekretaris Pertahanan), 23 Mei 2022.
'Keadaan akhir ditentukan oleh kepemimpinan politik, dan dalam hal ini, Presiden Zelensky akan menentukan keadaan akhir di dalam batas-batas Ukraina.' —Jenderal Milley (Ketua Kepala Staf Gabungan), 23 Mei 2022
'Presiden Zelensky adalah presiden yang dipilih secara demokratis dari sebuah negara berdaulat, dan hanya dia yang dapat memutuskan seperti apa kemenangan itu dan bagaimana dia ingin mencapainya.' —John F. Kirby (sekretaris pers Pentagon), 29 April 2022."
Karena pernyataan-pernyataan tersebut, Gabbard menilai pemerintah khususnya Joe Biden sebagai kepala negara, bisa saja telah melakukan pengkhianatan.
"Jika menyerahkan kedaulatan Amerika kepada pemimpin negara lain bukanlah pengkhianatan, apa itu?," pungkasnya.(TribunWow.com/Via)