Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Disetrum Berminggu-minggu oleh Agen Rusia, Mayat Tentara Ukraina Dipulangkan ke Ibunya

Seorang ibu di Ukraina tak menyangka anaknya yang sempat ditangkap oleh pasukan militer Rusia ternyata telah tewas mengenaskan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TheSun.co.uk
Seorang tentara Ukraina bernama Denis Mironova (43) disebut disiksa berminggu-minggu sebelum akhirnya dibunuh oleh agen badan intelijen Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang tentara Ukraina bernama Denis Mironova (43) disebut disiksa berminggu-minggu sebelum akhirnya dibunuh oleh agen badan intelijen Rusia.

Denis ditangkap oleh pasukan militer Rusia pada 27 Maret 2022 lalu dan kemudian jasadnya dipulangkan saat Ukraina dan Rusia melakukan pertukaran tahanan perang.

Sang ibu yakni Natalya (66) tidak menyadari anaknya sudah dalam kondisi tak bernyawa saat dipulangkan ke Ukraina.

Baca juga: Sadar Ukraina Kalah Persenjataan dari Rusia, Zelensky Berkeras Menangkan Perang demi Hal Ini

Baca juga: Piawai Kendalikan Drone, Bocah 15 Tahun Jadi Pahlawan Ukraina atas Jasanya Hancurkan Konvoi Rusia

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Denis diketahui disiksa dengan cara disetrum dan dipukuli.

Ayah satu anak tersebut diketahui tewas akibat tulang rusuknya menusuk paru-parunya seusai disiksa secara terus menerus.

"Mustahil untuk mendeskripsikan anak saya telah menjadi apa," ungkap Natalya.

Natalya menyindir bagaimana anaknya dijadikan sasaran untuk bersenang-senang oleh para agen Rusia.

"Tidak ada bagian tubuhnya yang tidak dirusak," kata Natalya.

Natalya menyebut mereka yang menyiksa anaknya bukanlah manusia.

Pada penampakan prosesi pemakaman Denis, terlihat sejumlah tentara Ukraina hadir melakukan upacara pemakaman.

Tampak peti mati Denis ditutupi bendera Ukraina.

Sebelumnya diberitakan, jenazah beberapa pejuang Ukraina yang tewas dalam mempertahankan kota Mariupol telah diserahkan ke Kiev/ Kyiv.

Para tentara itu diketahui termasuk dalam pasukan yang mempertahankan Ukraina dari pasukan Rusia di pabrik baja Azovtal.

Kabar ini telah dikonfirmasi keluarga unit penjaga nasional Azov yang bersyukur bisa memakamkan putranya di tanah Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Selasa (7/6/2022), belum jelas berapa banyak jenazah yang tiba di Kyiv dalam pemindahan pertama ini.

Anna Holovko, juru bicara Resimen Azov, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, 160 jasad Ukraina telah diserahkan oleh Rusia, yang semuanya berasal dari reruntuhan Azovstal.

Dia mengatakan bahwa setidaknya 52 dari mayat-mayat itu dianggap sebagai sisa-sisa tentara Resimen Azov.

Maksym Zhorin, mantan pemimpin Resimen Azov yang sekarang menjadi komandan bersama unit militer yang berbasis di Kyiv, membenarkan bahwa jenazah dari pabrik baja termasuk di antara yang dipertukarkan.

"Penting untuk dicatat bahwa sepertiga dari mayat (yang diserahkan) adalah pejuang Azov, afiliasi pejuang lainnya ke unit yang berbeda sedang diklarifikasi," kata keluarga pejuang Azov dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin malam.

Baca juga: Angela Merkel Tak Menyesal Pernah Tolak Ukraina Masuk NATO, Mantan Kanselir Jerman Ungkap Alasan

Baca juga: Menhan Rusia Klaim Hampir Kuasai Donbas, Sebut Pasukan Ukraina Kabur dengan Bakar Tempat Ibadah

AP melaporkan bahwa tes DNA sedang dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.

Saudara laki-laki dari pejuang Azov yang hilang dan dikhawatirkan tewas di pabrik baja mengatakan setidaknya dua truk mayat dari Azovstal dipindahkan ke rumah sakit militer di Kyiv untuk diidentifikasi.

Viacheslav Drofa mengatakan jenazah kakak laki-lakinya, Dmitry Lisen, tampaknya tidak termasuk di antara yang ditemukan sejauh ini.

Dia menambahkan bahwa beberapa korban tewas mengalami luka bakar yang parah.

Ibu dari seorang tentara yang tewas dalam serangan udara di pabrik itu mengatakan Resimen Azov meneleponnya dan mengatakan tubuh putranya mungkin termasuk di antara mereka yang dipindahkan ke Kyiv.

Sang ibu tidak ingin menyebutkan namanya itu mengatakan bahwa dia khawatir membahas proses pemulihan akan mengganggunya.

Sembari menangis, ia menyebut putranya sebagai pahlawan.

"Penting bagi saya untuk menguburnya di tanah Ukraina kami," kata ibu tersebut.

Diketahui, pasukan Ukraina yang mempertahankan Mariupol, bersembunyi di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu saat pasukan Rusia mencoba merebut kota itu.

Tentara Ukraina akhirnya menyerah bulan lalu dan telah ditahan oleh pasukan Rusia.

Hanya ada sedikit informasi tentang nasib sekitar 2.000 pembela Azovstal.

Namun, Kyiv sedang mengupayakan penyerahan mereka semua dalam pertukaran tahanan, tetapi beberapa legislator Rusia ingin beberapa tentara diadili.

Baca juga: Menlu Hongaria Setujui Klaim Bahwa Zelensky Kena Mental, Curiga Presiden Ukraina Alami Gangguan Jiwa

Baca juga: Relawan Medis Ungkap Kengerian Kondisi Korban Konflik Ukraina Vs Rusia: Ini Neraka

Ukraina Kumpulkan Jasad Tentara Rusia

Beredar sebuah video menampilkan pemerintah Ukraina menyimpan jasad para tentara Rusia.

Video ini dirilis pada Jumat (20/5/2022) setelah adanya laporan menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah kehilangan 30 ribu tentaranya dalam konflik di Ukraina.

Video tersebut dirilis oleh Kepala Kereta Api Ukraina, Alexander Kamyshin.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, selain menampilkan detik-detik penyimpanan jasad tentara Rusia, ditampilkan juga cara pemerintah Ukraina mengawetkan jasad para tentara Rusia tersebut.

Kamyshin turut menuliskan caption bertuliskan "We treat dead #russians better than they treat live #ukrainians. Just another thing that makes us different."

Kalimat tersebut memiliki arti "Kami memperlakukan jasad orang Rusia lebih baik dibandingkan mereka memperlakukan warga Ukraina yang hidup. Hanya hal lain yang membuat kita berbeda."

Pemerintah Ukraina menjelaskan, berdasarkan hukum humaniter, jasad para tentara Rusia itu akan dikembalikan ke keluarga korban.

Tertulis juga pesan dalam video itu bahwa pemerintah Rusia menutupi angka kematian pasukan mereka dari masyarakat mereka sendiri untuk menghindari kepanikan dan kericuhan.

Pada akhir video dituliskan bahwa kargo 200 siap dikirim ke Rusia.

Kalimat 'Kargo 200' diketahui merupakan kode militer era Uni Soviet yang berarti korban perang.

Sebelumnya, sebuah video yang beredar memperlihatkan sejumlah ambulans militer melintas di Belarus.

Disebutkan bahwa konvoi ambulans tersebut membawa mayat-mayat tentara Rusia yang gugur akibat invasi ke Ukraina.

Dalam seminggu, rumah sakit di Belarus mengklaim bahwa ada 2.500 jenazah yang dikirim kembali ke Rusia.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Minggu (20/3/2022), kabar tentang mayat-mayat tentara Rusia yang berusaha dibawa kembali ke negaranya muncul ke permukaan.

Para pasukan yang tewas di Ukraina dikatakan dipindahkan dari Belarus kembali ke Rusia dengan kereta api dan pesawat di tengah malam untuk menghindari menarik perhatian.

Dalam sebuah video yang diposting oleh Radio Free Europe/Radio Liberty, tampak barisan ambulans militer mengemudi melalui kota Homel, Belarus pada awal Maret.

Karyawan di rumah sakit klinis di kawasan itu pun telah mengklaim adanya lebih dari 2.500 mayat telah dikirim kembali ke Rusia pada Minggu (13/3/2022). (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyTewas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved