Konflik Rusia Vs Ukraina
Pengakuan Tak Terduga Tentara Rusia yang Menolak Bertempur ke Ukraina: Kami seperti Kucing Buta
Seorang tentara Rusia bernama Sergey (bukan nama sebenarnya) memberikan pengakuan mengejutkan soal invasi ke Ukraina.
Editor: Atri Wahyu Mukti
Namun, para komandan berupaya mengintimidasi para prajurit kontrak agar mereka tidak kembali ke unit, menurut Tabalov.
Sergei Krivenko, pengacara HAM lainnya, mengaku belum tahu apakah ada hukuman yang dijatuhkan kepada para serdadu yang menolak bertempur.
Meski begitu, bukan berarti tiada upaya mendakwa para prajurit tersebut.
Seorang komandan di bagian utara Rusia meminta kasus pidana digelar di pengadilan untuk menjerat bawahannya yang tidak mau berperang di Ukraina.
Namun, seorang jaksa militer menolak melanjutkan kasus itu, sebagaimana tertera dalam beberapa dokumen yang dilihat BBC.
Gugatan semacam itu tergolong "prematur" lantaran tanpa meninjau mudarat yang ditimbulkan prajurit terhadap dinas militer, kata jaksa militer tersebut.
Meski rencana gugatan itu gugur, tidak ada jaminan bahwa gugatan serupa tidak akan mengemuka di masa mendatang.
Serdadu-serdadu seperti Sergey yang menolak kembali ke garis depan bukanlah hal unik, menurut Ruslan Leviev selaku editor Conflict Intelligence Team, tim media yang menyelidiki pengalaman militer Rusia di Ukraina melalui wawancara rahasia dan menelisik materi sumber terbuka.
Leviev berkata timnya mengestimasi terdapat prajurit kontrak Rusia dalam jumlah signifikan yang dikerahkan untuk bertempur pada masa awal invasi ke Ukraina menolak dikirim lagi.
Media independen Rusia juga melaporkan ratusan kasus serdadu yang menolak dikirim lagi ke Ukraina sejak awal April.
Baca juga: Empati atas Hilangnya Eril Putra Ridwan Kamil, Najwa Shihab: Saya Pernah Kehilangan Putri
Beberapa pengacara dan pegiat HAM yang diwawancarai BBC mengatakan secara regular memberikan konsultasi kepada para prajurit yang berupaya menolak kembali ke Ukraina.
Setiap orang yang kami wawancarai telah menangani puluhan kasus.
Mereka meyakini prajurit-prajurit itu juga membagi saran kepada kolega-kolega mereka.
Kembali ke Sergey. Meskipun dia tidak ingin kembali bertempur di garis depan, dia tetap ingin menuntaskan dinas militer di Rusia guna menghindari konsekuensi tak diinginkan.
Akan tetapi, walau surat penolakan bertempur di Ukraina telah diterima, tiada jaminan dia tidak akan dikirim lagi ke Ukraina selama dirinya masih menjadi tentara Rusia.
"Saya bisa melihat bahwa perang ini berlanjut, tidak akan berhenti. Dalam bulan-bulan yang tersisa ini [wajib militer], apa pun—termasuk yang terburuk—bisa terjadi." (*)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Perang Ukraina: Pengakuan serdadu Rusia yang menolak bertempur - 'Kami seperti kucing buta'