Konflik Rusia Vs Ukraina
Pengakuan Tak Terduga Tentara Rusia yang Menolak Bertempur ke Ukraina: Kami seperti Kucing Buta
Seorang tentara Rusia bernama Sergey (bukan nama sebenarnya) memberikan pengakuan mengejutkan soal invasi ke Ukraina.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Seorang tentara Rusia bernama Sergey (bukan nama sebenarnya) memberikan pengakuan mengejutkan soal invasi ke Ukraina.
Dikutip dari BBC Indonesia, Sergey mengaku kenyataan di lapangan jauh berbeda dibandingkan dengan apa yang diberitakan.
"Saya tidak ingin [kembali ke Ukraina] untuk membunuh dan dibunuh," kata Sergey yang bertempur selama lima pekan di Ukraina pada awal tahun ini.
Baca juga: Putin Bentuk Pasukan Khusus Bersenjata Nuklir, Klaim demi Cegah Agresi Barat ke Rusia
Sergey, bukan nama sebenarnya, menerima konsultasi hukum agar tidak dikerahkan lagi ke garis depan.
Dia merupakan salah satu dari ratusan prajurit Rusia yang diketahui menerima konsultasi tersebut.
Sergey mengaku trauma dengan pengalamannya di Ukraina.
"Saya mengira kami, militer Rusia, adalah yang paling hebat di dunia," ujarnya dengan pahit.
Kenyataan di lapangan jauh berbeda.
Para prajurit Rusia dikerahkan tanpa peralatan mendasar, semisal perangkat untuk melihat di kegelapan, kata Sergey.
"Kami seperti kucing buta. Saya terkaget-kaget dengan keadaan militer kami. Tidak perlu biaya besar untuk memberi perlengkapan kepada kami. Kenapa itu tidak dilakukan?" ujarnya.
Sejumlah serdadu Rusia menolak kembali berperang di Ukraina karena dihantui pengalaman bertempur di garis depan pada awal invasi, menurut beberapa pegiat dan pengacara hak asasi manusia Rusia.
BBC mendapat kesempatan untuk berbicara dengan salah seorang serdadu tersebut.
Sergey bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia melalui jalur wajib militer—sebagian besar pria Rusia berumur 18-27 tahun harus menjalani setidaknya satu tahun wajib militer.
Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Harian Konflik Antara Putin dan Zelensky
Namun, setelah beberapa bulan, dia memutuskan menandatangani kontrak profesional selama dua tahun sehingga dia menerima gaji sebagai prajurit.
Pada Januari lalu, Sergey dikirim ke dekat perbatasan Ukraina.