Konflik Rusia Vs Ukraina
Kini Hidup dalam Persembunyian, Eks Presenter Sebut TV di Rusia Jadi Alat Cuci Otak
Eks presenter TV di Rusia meminta masyarakat di negaranya agar jangan menonton kanal televisi milik pemerintah Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Satu-satunya hal yang berarti bagi saya saat ini adalah untuk perang agar segera berakhir dan untuk masyarakat Rusia dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi," ujar Lilia.
Lilia menyebut, masyarakat Rusia saat ini dicekoki oleh propaganda yang disiarkan media-media milik pemerintah Rusia.
Lilia menceritakan bagaimana orang-orang terdekatnya ada yang memercayai informasi dari pemerintah.
Di sisi lain, Lilia menyadari berita yang ia tulis mulai dari penembakan warga sipil di Ukraina hingga kuburan massal dapat mengancam keselamatannya.
Seperti yang diketahui, pemerintah Rusia dapat menindak orang yang dituding menyebarkan berita bohong dengan ancaman hingga 15 tahun penjara.
"Saya siap untuk itu. Saya tidak menutupi mata saya. Saya melihat hukum apa adanya," tegas Lilia.
Lilia tak menampik, ancaman penjara itu selalu menghantui dirinya.
Ia khawatir di satu sisi dirinya tidak bisa menutupi fakta yang ada saat memberitakan informasi.
Di sisi lain Lilia takut berakhir di penjara gara-gara berita yang ia tulis.
"Semuanya dapat terjadi," kata Lilia.
Sebelumnya diberitakan, seorang sukarelawan tentara asal Inggris bernama Shaun Pinner (48) berhasil ditangkap hidup-hidup oleh pasukan militer Rusia.
Shaun sendiri ditangkap saat membantu tentara Ukraina melawan Rusia.
Seusai ditangkap, Shaun dipertontonkan ke publik lewat sebuah wawancara yang dilakukan oleh stasiun TV milik pemerintah Rusia.
Dikutip TribunWow.com, berdasarkan info dari Thesun.co.uk, Shaun sengaja diprovokasi saat diwawancarai di stasiun TV milik pemerintah Rusia.
Seorang jurnalis pro Rusia dituding memberikan informasi bohong tentang instruksi komandan yang memimpin Shaun dan rekan-rekan Shaun.