Konflik Rusia Vs Ukraina
Isi Wawancara Jurnalis Ukraina dan Tentara Rusia, Komandan Pasukan Putin Bunuh Bawahan yang Terluka
Seorang perwira pasukan militer Rusia disebut mengeksekusi mati bawahannya sendiri yang terluka akibat konflik.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
"Ada apa?" tanya Komandan A.
"Tidak bagus," jawab Komandan B.
"Mereka (tentara bawahan Komandan A) melarikan diri. Orang-orang ku saat ini sangat ketakutan. Semua lelah. Tidak ada tenaga tersisa," ujar Komandan A.
Komandan A lalu mengaku dirinya telah mencekoki bawahannya menggunakan obat namun hal ini tidak membantu.
"Saya pikir mereka sangat lelah," jelasnya.
Selain dalam bentuk pesan tertulis, badan intelijen Ukraina juga berhasil menyadap percakapan antara dua tentara Rusia.
Seorang tentara Rusia bercerita, rekan-rekannya kini semua telah apatis karena semangat tempur dan moral yang terus turun.
Tentara Rusia tersebut juga menceritakan bagaimana atasannya ingin agar konflik segera berakhir.
"Semua orang muak dengan semua ini," ujar tentara Rusia tersebut.
Tentara Rusia itu turut bercerita, dirinya saat ini hanya ingin pulang ke rumah dan memluk anak serta istrinya.
"Saya tidak menginginkan hal yang lain," kata dia.
Sebelumnya intelijen Ukraina mengklaim telah berhasil menyadap percakapan telepon antara tentara Rusia dan komandannya.
Dalam percakapan itu seorang tentara Rusia mengaku dipaksa untuk berpergian bersama mayat tentara Rusia yang tidak bisa dibawa keluar dari Ukraina.
Tentara Rusia tersebut juga mengeluhkan menghadapi perlawanan yang kuat dari pasukan Ukraina serta mengalami kelangkaan suplai obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari.
Selain itu tentara tersebut juga mengeluhkan tidak diberikan perlengkapan untuk menghangatkan diri.