Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Tuduh Putin Berbuat Brutal dan Bejat di Ukraina hingga Singgung soal Penembakan, Ini Alasannya
Pemerintah AS menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan sejumlah perbuatan amoral selama melakukan invasi Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Presiden telah menyatakan secara jelas: warga sipil dapat keluar dan pergi kemanapun mereka mau. Tentara harus meninggalkan senjata mereka dan keluar juga," ujar Peskov.
"Keselamatan mereka akan dijamin."
"Semua yang terluka dan sakit akan diberikan pertolongan medis," kata Peskov.
"Apa yang perlu dinegosiasikan dalam kasus ini?" ujar Peskov.
Sementara itu, pemerintah Rusia dituding sedang merencanakan melakukan sebuah propaganda dengan cara membawa sekelompok jurnalis datang ke Mariupol, Ukraina.
Tudingan ini disampaikan oleh organisasi berita Ukraina, Ukrayinska Pravda.
Bersama dengan para jurnalis, nantinya pemerintah Rusia akan melakukan tur di Mariupol.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, jurnalis yang akan dibawa ke Mariupol nantinya adalah jurnalis yang pro terhadap pemerintahan Rusia.
Para jurnalis ini nantinya akan berangkat ke Ukraina dari Rostov di Rusia.
Mereka juga akan diberikan sejumlah informasi tertentu terkait konflik yang terjadi di Mariupol.
Badan intelijen Ukraina mengatakan, informasi yang dipersiapkan oleh para pemerintah Rusia tersebut di antaranya adalah pengakuan saksi mata settingan.
Saksi mata palsu itu nantinya akan menceritakan bagaimana tentara Ukraina membombardir kota dan membunuh para warga sipil.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam rencana tur jurnalis yang akan dilakukan oleh pemerintah Rusia.
Kemenlu Ukraina juga meminta agar para jurnalis asing tidak ikut berpartisipasi.
Sebelumnya, pada Selasa (26/4/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres.