Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Tuduh Putin Berbuat Brutal dan Bejat di Ukraina hingga Singgung soal Penembakan, Ini Alasannya
Pemerintah AS menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan sejumlah perbuatan amoral selama melakukan invasi Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sebuah tuduhan dilayangkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin soal konflik di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby menyebut Putin telah berbuat bejat dan brutal selama melakukan invasi di Ukraina.
Kirby menyebut tidak ada yang bisa dijustifikasi dari invasi Rusia di Ukraina.

Baca juga: Ingin Selamatkan Warga Ukraina, Pria Asal Inggris Ditangkap Pasukan Rusia, Dicurigai Mata-mata
Baca juga: Indonesia Siap Fasilitasi Perundingan Damai, Media Rusia Beritakan Isi Obrolan Putin dan Jokowi
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pernyataan ini disampaikan oleh Kirby pada Jumat (29/4/2022).
Kirby menyebut Putin bejat dan brutal ketika membahas taktik perang yang digunakan oleh Rusia.
Kirby meragukan tujuan invasi Putin adalah melindungi warga Rusia hingga melakukan denazifikasi.
Ia mengungkit bagaimana pasukan militer Rusia di Ukraina menembaki warga sipil, ibu hamil, hingga membombardir rumah sakit.
Pada Jumat (29/4/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan pihaknya masih terbuka untuk melakukan perundingan damai dengan Putin.
Namun Zelensky mengakui risiko gagalnya perundingan damai sangat tinggi karena Rusia terus melakukan agresi.
"Setelah (insiden) Bucha dan Mariupol, orang-orang hanya ingin untuk membunuh mereka," kata Zelensky.
Sebelumnya, perhatian publik beberapa minggu ini tertuju kepada nasib warga sipil yang terjebak di pabrik baja Azovstal yang berada di Mariupol, Ukraina.
Tak hanya warga sipil, di Azovstal juga terdapat beberapa prajurit Ukraina yang dituding Rusia sengaja menghalang-halangi warga sipil yang ingin keluar.
Pemerintah Rusia sendiri menegaskan bahwa Putin telah memberikan lampu hijau bagi para warga sipil yang ingin keluar dari Azovstal.
Dikutip TribunWow.com dari tass.com, informasi ini disampaikan oleh juru bicara Putin, Dmitry Peskov pada Kamis (28/4/2022).
Pernyataan Peskov ini membalas statement dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengatakan ingin segera melakukan negosiasi dengan Rusia untuk mengevakuasi warga sipil di Azovstal.