Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Host TV di Rusia Cekikikan Bahas Apa yang Terjadi jika New York Dibom Nuklir

Sejumlah host yang tampil di sebuah acara TV pemerintah Rusia membahas soal apa yang terjadi jika New York dibom menggunakan nuklir.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TheSun.co.uk
Sejumlah host stasiun televisi pemerintah Rusia tertawa saat membahas apa yang terjadi jika senjata nuklir diledakkan di Kota New York, AS. 

CIA Peringatkan Putin akan Gunakan Nuklir

CIA memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat segera menggunakan senjata nuklir.

Hal ini dipicu kekalahan pasukan Rusia yang terdesak hingga ke timur Ukraina.

Namun, badan intelejen Amerika Serikat itu mengatakan Putin hanya akan menggunakan senjata nuklir taktis atau semacamnya dengan daya ledak rendah.

Dilansir TribunWow.com dari The Moscow Times, Jumat (15/4/2022), kabar ini disampaikan direktur CIA William Burns, saat berpidato di Universitas Teknologi Georgia, Atlanta.

"Mengingat potensi keputusasaan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia, mengingat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini, secara militer, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir berdaya rendah, " kata Burns, Kamis (14/3/2022).

Sebelumnya, Kremlin sempat menyatakan pasukan nuklir Rusia dalam posisi siaga tinggi tak lama setelah serangan dimulai pada 24 Februari.

Hanya saja, AS belum melihat banyak bukti praktis dari informasi yang akan menyebabkan kekhawatiran internasional itu.

Ia mengaku prihatin dan menekankan bahwa Presiden AS Joe Biden hingga saat ini masih menahan diri agar tak muncul ekskalasi perang lebih parah.

"Kami jelas sangat prihatin. Saya tahu Presiden Biden sangat prihatin untuk menghindari perang dunia ketiga, tentang menghindari ambang batas di mana konflik nuklir menjadi mungkin," ujar Burns.

Diketahui, Rusia memiliki banyak senjata nuklir taktis, yang kurang kuat daripada bom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima selama Perang Dunia II.

Burns yang pernah menjabat sebagai duta besar AS di Rusia, menilai Putin sebagai sosok yang penuh dendam, ambisi dan selalu merasa tidak aman.

"Setiap hari, Putin menunjukkan bahwa kekuatan yang menurun dapat setidaknya mengganggu seperti kekuatan yang meningkat," pungkas Burns.

Di sisi lain, Deputi Pertama Perwakilan Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky menjelaskan mengenai potensi terkait.

Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Senin (4/4/2022), Polyansky mengesampingkan kemungkinan menggunakan senjata nuklir dalam situasi dengan Ukraina.

Ia mengatakan Rusia tak akan menjadi pihak pertama yang memulai serangan nuklir.

Bom yang telah dilarang sejak perang dunia kedua itu hanya digunakan untuk mempertahankan diri.

"Bertentangan dengan fabrikasi yang disuarakan hari ini, Rusia berpotensi menggunakan nuklir hanya dimungkinkan untuk menanggapi penggunaan nuklir dan jenis WMD lainnya (senjata pemusnah massal - red.) terhadapnya dan/ atau sekutunya atau dalam hal agresi terhadap negara kita dengan menggunakan senjata konvensional, ketika berada di bawah ancaman eksistensi status tersebut telah ditetapkan,” kata Polyansky pada pertemuan Komisi Perlucutan Senjata PBB.

"Kriteria ini sama sekali tidak dapat diterapkan pada skenario yang sedang berlangsung di Ukraina."

Selain itu, Polyansky mencatat, Rusia dengan tegas menganut prinsip bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan bom tersebut tidak boleh digunakan.

Diplomat itu juga mengatakan bahwa argumen tentang dugaan kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina tidak memiliki dasar yang rasional.

"Mereka bertujuan untuk mengobarkan tingkat histeria anti-Rusia dan dirancang untuk memanipulasi publik yang tidak terbiasa dengan dasar-dasar kebijakan keamanan dan pertahanan Rusia, yang murni bersifat defensif," tegas Polyansky.

Zelensky Umumkan Babak Baru Dimulai

Presiden Rusia Volodymyr Zelensky menyatakan Rusia telah memulai pertempuran di Donbass.

Hal ini terlihat dari meningkatnya ekskalasi serangan di wilayah timur Ukraina tersebut.

Alih-alih gentar, Zelensky justru dengan keras menyatakan tak akan mundur dan akan terus berjuang mempertahankan daerahnya.

Diansir TribunWow.com, Selasa (19/4/2022), Zelensky menyatakan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir sudah memulai penyerangan di Donbas.

Hal ini terjadi menyusul pernyataan Rusia yang akan fokus merebut wilayah timur setelah mundur dari Kiev.

Menurut Zelensky, sebagian besar militer Rusia telah dikonsentrasikan di daerah tersebut.

“Kami sekarang dapat menyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran Donbas, yang telah lama mereka persiapkan," kata Zelensky dikutip dari unggahan video di Instagram @zelenskiy_official, Selasa (19/4/2022).

"Sebagian besar dari seluruh jumlah tentara Rusia, sekarang fokus dalam serangan ini."

Meski begitu, Zelensky tegas akan memberikan perlawanan setimpal untuk Rusia.

Ia mengucap tekad untuk terus berjuang setiap hari demi mempertahankan Ukraina.

"Tak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang dibawa ke sana, kami akan berjuang," tegas Zelensky.

"Kami akan mempertahankan diri kami. Kami akan melakukannya setiap hari."

"Kami tidak akan menyerahkan semua yang dimiliki Ukraina dan kami tidak menginginkan yang bukan milik kami."

Baca juga: Rusia Tuding PBB Tidak Netral dalam Konflik di Ukraina: Benar-benar Sangat Jelas

Dalam pidato tersebut, Zelensky juga menyebut kota-kota yang telah menjadi target penyerangan Rusia.

Ia pun berterimakasih pada warga dan prajurit yang telah berjuang mempertahankan negara.

"Saya berterimakasih pada seluruh pejuang kami, pada kota-kota pahlawan di Donbas, pada Mariupol, dan kota-kota di wilayah Kharkiv," sebut Zelensky.

"Yang terus bertahan, memperjuangkan nasib seluruh negara, memukul mundur kekuatan penjajah."

"Rubinzhe, Popasna, Zolote, Lysychansk, Severodonetsk, Kramatorsk dan lain-lain, yang telah selalu bersama Ukraina selama bertahun-tahun dan selamanya." (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyNew YorkAmerika SerikatNuklir
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved