Konflik Rusia Vs Ukraina
Tak Gubris Ultimatum Rusia, Zelensky Justru Ancam Tak akan Berdamai jika Warga Mariupol Dihabisi
Tuntutan Rusia agar pasukan Ukraina di Mariupol menyerah, berlalu tanpa adanya tanggapan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Kota yang hancur itu telah menjadi simbol perlawanan sengit yang tak terduga dari Ukraina sejak pasukan Rusia menginvasi pada Kamis (14/2/2022).
Mykhailo Fedorov, menteri transformasi digital Ukraina, mengatakan kota itu berada di ambang bencana kemanusiaan.
Pihaknya juga memperingatkan bahwa Ukraina sedang mengumpulkan bukti dugaan kekejaman Rusia di sana.
“Kami akan menyerahkan semuanya ke Den Haag. Tidak akan ada impunitas,” kata Fedorov.
Pekan lalu Zelensky telah memperingatkan bahwa Rusia sedang mempersiapkan tahap baru teror yang dapat melibatkan penggunaan senjata kimia di Ukraina.
Laporan mulai beredar minggu lalu di media sosial bahwa zat beracun telah digunakan pada penduduk Mariupol, yang menyebabkan masalah pernapasan.
Pekan lalu, Liz Truss, menteri luar negeri Inggris, mengatakan Inggris segera menyelidiki tuduhan itu, sementara juru bicara Pentagon mengatakan laporan itu sangat memprihatinkan.
Baca juga: Ternyata Bawa Nuklir, Benarkah Tenggelamnya Kapal Perang Moskva jadi Pukulan Berat untuk Rusia?
Baca juga: Rusia Ledakkan Pabrik Senjata Ukraina yang Diduga Ikut Andil Dalam Tenggelamnya Kapal Moskva
Rusia Ultimatum Tentara di Mariupol
Rusia mengatakan pasukannya telah berhasil membersihkan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina.
Disebutkan hanya ada kontingen kecil pejuang Ukraina yang tetap berada di dalam pabrik baja di pelabuhan selatan yang terkepung.
Pihak Rusia pun mengimbau pasukan pertahanan itu untuk menyerah sebelum menjadi sasaran perang.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Sabtu (16/4/2022), klaim Rusia untuk menguasai Mariupol belum dapat diverifikasi secara independen.
Namun jika benar, ini akan menjadi kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Rusia sejak invasi 24 Februari.
“Seluruh wilayah perkotaan Mariupol telah sepenuhnya dibersihkan. Sisa-sisa kelompok Ukraina saat ini sepenuhnya diblokade di wilayah pabrik metalurgi Azovstal,” kata Igor Konashenkov, kepala juru bicara kementerian pertahanan Rusia.
“Satu-satunya kesempatan mereka untuk menyelamatkan hidupnya adalah dengan sukarela meletakkan senjata dan menyerah.”