Konflik Rusia Vs Ukraina
1.000 Pasukan Ukraina Dikabarkan Menyerah di Mariupol, Pemerintah Kiev Beri Bantahan Keras
Rusia mengatakan lebih dari 1.000 marinir Ukraina telah menyerah di pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Kehilangan Mariupol akan menjadi pukulan besar bagi perekonomian Ukraina yang tersisa.

3. Peluang Propaganda
Mariupol adalah rumah bagi unit milisi Ukraina yang disebut Brigade Azov, dinamai dari Laut Azov yang menghubungkan Mariupol ke seluruh Laut Hitam.
Brigade Azov berisi ekstremis sayap kanan termasuk neo-Nazi.
Meskipun mereka hanya membentuk fraksi terkecil dari pasukan tempur Ukraina.
Namun pasukan ini telah menjadi alat propaganda yang berguna bagi Moskow.
Yakni menjadi dalih untuk memberi tahu penduduk Rusia bahwa para pemuda yang dikirim untuk berperang di Ukraina ada di sana untuk menyingkirkan tetangga mereka dari neo-Nazi.
Jika Rusia berhasil menangkap hidup-hidup sejumlah besar pejuang Brigade Azov, kemungkinan mereka akan digunakan untuk mendiskreditkan Ukraina dan pemerintahnya.
Para tawanan akan ditampilkan di media yang dikendalikan negara Rusia sebagai bagian dari perang informasi yang sedang berlangsung
4. Meningkatkan Semangat Juang Pasukan
Penaklukan Mariupol oleh Rusia, jika itu terjadi, akan berpengaruh signifikan secara psikologis bagi kedua belah pihak.
Kemenangan Rusia di Mariupol akan memungkinkan Kremlin untuk menunjukkan kepada penduduknya bahwa Rusia mencapai tujuannya dan membuat kemajuan.
Bagi Putin, ada makna historis dari semua ini.
Dia melihat garis pantai Laut Hitam Ukraina sebagai milik sesuatu yang disebut Novorossiya (Rusia Baru), tanah Rusia yang berasal dari kekaisaran abad ke-18.
Mariupol saat ini menghalanginya mencapai tujuan itu.
Tetapi bagi Ukraina, hilangnya Mariupol akan menjadi pukulan besar.
Tidak hanya secara militer dan ekonomi, tetapi juga bagi pikiran para pejuang yang membela negara mereka.
Mariupol akan menjadi kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia setelah Kherson.
Mariupol telah melakukan perlawanan sengit, bahkan terus berlanjut meski kota ini hancur menjadi reruntuhan.
"Rusia tidak bisa masuk ke Mariupol," kata Jenderal Sir Richard Barrons.
"Mereka tidak bisa mengemudi dengan tank mereka, jadi mereka menghancurkannya menjadi puing-puing." (TribunWow.com/ Via)