Konflik Rusia Vs Ukraina
Akui Ingin Rusia Lemah dan Makin Terisolasi, AS Siap Beri Senjata Apapun yang Diminta Ukraina
Pemerintah AS memastikan akan terus menyuplai senjata ke Ukraina untuk membantu dalam perang melawan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
“Terima kasih banyak sahabat, saya menghargai itu, Pak Perdana Menteri,” tambahnya.
Sementara, Scott Morrison langsung mengacungkan jempolnya kepada Biden sambil tersenyum sebagai bentuk tanggapannya.
Meskipun pada akhirnya Biden dapat menyebut nama PM Scott Morrison, tetapi hal itu dianggap sudah terlambat karena kesalahannya telah lebih dulu mendapat perhatian.
“Saya merasa terhormat hari ini untuk bergabung dengan dua sekutu terdekat, Australia dan Inggris, untuk meluncurkan fase baru kerja sama keamanan trilateral di antara negara-negara kita,” kata Biden.
“Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Morrison dan Perdana Menteri Johnson, saya ingin berterima kasih atas kemitraan ini," tambahnya.
Baca juga: Rusia Klaim Serang Ukraina Justru untuk Cegah Bencana Nuklir dan Perang Dunia Ketiga
Baca juga: Jadi Bumerang Bagi Putin, Invasi Rusia ke Ukraina Justru Dorong Negara-negara Lain Gabung NATO
Joe Biden Klarifikasi Pidatonya soal Putin
Protes muncul dari berbagai pihak setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan sebuah pidato di Warsawa, Polandia, Sabtu (26/3/2022).
Biden mengatakan pada pidatonya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa lagi dibiarkan memegang kuasa.
Ucapan ini kemudian menuai kontroversi dan muncul pertanyaan apakah AS akan ikut berperan mengganti rezim Putin.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, informasi terbaru, Biden diketahui telah menjawab maksud dari perkataannya tersebut.
Seusai menghadiri acara keagamaan di gereja di Washington, seorang reporter bertanya kepada Biden.
Ia bertanya apakah Biden memang menyuarakan agar ada pergantian rezim di Rusia.
Biden kemudian menjawab singkat, "Tidak," kata Biden.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pidato Biden ini bahkan menuai protes dari internal pemerintah AS sendiri.
Diplomat veteran AS, Richard Haass yang kini menjabat sebagai Presiden Dewan Hubungan Luar Negeri AS mengkritik keras ucapan Biden tersebut.
Ia menyebut ucapan Biden justru semakin memperkeruh suasana.
"Membuat situasi sulit semakin sulit dan situasi gawat semakin berbahaya," kata Haass.
Haass juga menyoroti bagaimana ucapan Biden tersebut berpotensi semakin memperpanjang durasi perang.
Di sisi lain, pidato Biden ini memeroleh apresiasi dari pemerintah Polandia.
"Presiden negara yang paling kuat di dunia datang ke Warsawa dan berbicara sangat jelas soal agresi Rusia," ujar Lukasz Jasina selaku juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia.
"(Biden) mengatakan kepada Rusia bahwa selalu ada waktu untuk mengganti seorang diktator," ujar Jasina mengutip pidato Biden.
Pidato Biden ini kemudian telah ditanggapi oleh pemerintah Rusia.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin yakni Dmitry Peskov menyampaikan bukan wewenang AS untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia.
"Presiden Rusia dipilih oleh masyarakat Rusia," ujar Peskov, Sabtu (26/3/2022). (TribunWow.com/Anung/Via)