Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia dan Ukraina Saling Tuding, Ini Bukti Senjata Kimia Pemusnah Massal Digunakan dalam Perang
Rusia melaporkan adanya ledakan senjata kimia berbahaya di wilayah Luhanks, Sabtu (9/4/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Komite Investigasi mengatakan bahwa dengan meledakkan tangki tersebut, militer Ukraina menciptakan ancaman besar bagi penduduk sipil dan komunitas sekitarnya.
Baca juga: Jenis Senjata Kimia yang Dimiliki Rusia, Sebabkan Kerusakan Saraf hingga Organ Dalam Terbakar
Baca juga: Roman Abramovich Diduga Tak Sengaja Ikut Diracuni, Ahli Senjata Kimia Inggris: Terlihat Sangat Aneh
Rusia Peringatkan Penggunaan Senjata Kimia di Sumy
Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev juga sempat menyinggung adanya indikasi penggunaan senjata kimia oleh Ukraina.
Serangan senjata kimia tersebut telah direncanakan oleh pasukan nasionalis Ukraina jika tentara Rusia memasuki wilayahnya.
Namun rupanya, senjata pemusnah massal itu juga digunakan untuk meracuni penduduk sekitar.
Dilansir media Rusia TASS, Minggu (19/3/2022), kabar tersebut disampaikan secara resmi oleh Mizintsev sebagai peringatan pada dunia internasional.
Ia merinci adanya peledak dengan campuran bahan kimia berbahaya yang dipasang di wilayah Sumy, Ukraina.
Ranjau tersebut dipasang untuk meracuni tentara Rusia yang masuk ke wilayah itu, sekaligus dengan penduduknya sendiri.
"Nasionalis telah menempatkan ranjau di fasilitas penyimpanan amonia dan klorin di pabrik kimia Sumykhimprom di Sumy untuk meracuni penduduk wilayah Sumy jika pasukan Rusia memasuki kota," kata Mizintsev.
Selain itu, pasukan nasionalis Ukraina juga telah merencanakan provokasi yang bertujuan mengalihkan kesalahan ke pihak Rusia.
Disebutkan bahwa sejumlah bahan kimia beracun akan sengaja diledakkan di gedung sekolah dan pemukiman saat pasukan Rusia mendekat.
"Di pemukiman Kotlyarovo, wilayah Nikolayev, militan unit nasionalis merencanakan provokasi dengan penggunaan bahan kimia beracun. Untuk tujuan ini, mereka telah menempatkan wadah dengan bahan kimia beracun di gedung sekolah menengah, yang akan meledak ketika Rusia pasukan mendekati pemukiman," tutur Mizintsev.
Karenanya, sebelum insiden tersebut terjadi, Rusia berusaha memberikan peringatan pada dunia.
Hal ini dilakukan agar Rusia tak menjadi kambing hitam dalam penyalahgunaan senjata kimia berbahaya itu.
"Kami memperingatkan seluruh dunia beradab dan organisasi internasional tentang provokasi sinis pihak berwenang Ukraina, yang, jika terwujud, akan disalahkan pada pasukan Rusia karena telah dilakukan lebih dari sekali," tegasnya.
Mizintsev menambahkan bahwa hal itu dilakukan dengan dukungan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa, yang menganggap Ukraina sebagai instrumen kebijakan anti-Rusia.(TribunWow.com/Via/Anung)