Konflik Rusia Vs Ukraina
5 Kesaksian Warga soal Pembantaian di Bucha, Minta Dibunuh Tentara Rusia hingga Pengumpul Mayat
Meski Rusia membantah, sejumlah warga yang berhasil bertahan hidup di Kota Bucha menceritakan bagaimana tentara Rusia bertindak semena-mena di Bucha.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Setelah Oleg dieksekusi, Iryna sempat berlari ke luar dan melihat empat tentara Rusia yang membunuh Oleg sedang bersantai sambil meminum air.
Iryna histeris berteriak minta agar dirinya segera ditembak mati.
Namun para tentara Rusia tersebut justru menanggapi dengan bercanda.
Seorang tentara Rusia awalnya mengarahkan senjatanya ke Iryna lalu menurunkannya, kemudian mengarahkannya lagi lalu menurunkannya berkali-kali.
Pada akhirnya tentara Rusia tersebut memberi waktu tiga menit agar Iryna dan Volodymyr segera pergi dari sana.
Menurut pengakuan Volodymyr, pada akhirnya ia dan Iryna pergi meninggalkan jasad Oleg hampir selama sebulan di Bucha.
Ketika situasi mulai aman, Volodymyr mengubur Oleg seadanya di sebuah lahan dekat rumah.
Kini jasad Oleg telah dievakuasi oleh tentara Ukraina dan belum tahu dipindahkan ke mana.
4. Kesaksian Sukarelawan
Seorang sukarelawan bernama Vlad ikut membantu memindahkan jasad-jasad manusia yang ada di Bucha.
Ia mengaku sempat mendengar bagaimana ada pasangan suami istri tewas seusai diberondong tembakkan saat ingin mengambil air.
"Saya dapat menceritakan Anda banyak kisah tetapi saya tidak mau," ujar Vlad.
"Saya ingin melupakannya," sambungnya.
5. Pengakuan Pengumpul Mayat
Serhij Matuyk, seorang pengumpul jenazah di kota Bucha, Ukraina, melukiskan kondisi mengenaskan dari mayat yang ditemukannya.
Sambil mengutuk Rusia, Serhij Matuyk mengaku melihat langsung sisa kekejaman pasukan Presiden Vladimir Putin itu.
Ia mengaku telah mengangkut puluhan bahkan ratusan mayat yang kondisinya belum pernah disaksikan sebelumnya.
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Selasa (5/4/2022), mengenakan sarung tangan plastik dan masker wajah, Serhij Matuyk telah melihat kengerian yang tak terlukiskan selama sebulan terakhir.
Tugasnya adalah mengambil dan mengubur mayat di kota Bucha di Ukraina di mana bukti telah muncul tentang kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia.
"Mereka b******s," katanya, berdiri di samping sebuah van putih besar, menunggu untuk memuat mayat lima orang lagi ke belakangnya.
Pasukan Rusia telah mengubahnya kamp liburan anak-anak menjadi pangkalan sementara.
Di ruang bawah tanahnya, telah ditemukan mayat-mayat berlumuran darah yang empat di antaranya tewas dengan tangan terikat di belakang.
"Tentara Rusia dan presiden mereka adalah tiran", kutuk Serhij Matuyk.
"Siapa pun yang setuju dan melakukan perang ini, mereka tidak manusiawi."
Ia menambahkan sekitar 300 mayat warga sipil telah ditemukan di Bucha sejak pasukan Rusia menguasai kota yang berada sekitar 16 mil barat laut Kiev.
Dia memperkirakan lebih banyak kengerian akan ditemukan.
Menurut Serhij Matuyk, sebagian besar korban adalah laki-laki, tetapi dia memperkirakan sekitar 30% adalah perempuan dan anak-anak.
"Selama penyerangan terburuk, ada banyak mayat dan kami mengubur mereka di kuburan massal," kata Serhij Matuyk.
"Kami terbiasa mengumpulkan mayat di tengah baku tembak".
Pasukan Rusia akhirnya mundur dari Bucha sekitar empat hari lalu sebagai bagian dari penarikan pasukan yang lebih luas dari seluruh wilayah Kiev.
Tetapi ketika pasukan Ukraina kembali masuk ke kota, mereka menemukan mayat-mayat tertinggal di jalan-jalan dan di ruang bawah tanah.
Ditanya apakah ada mayat yang mengungkapkan bukti penyiksaan, Serhij Matuyk langsung membenarkan.
"Ya, tentu. Misalnya, pada hari Minggu, 20 dari 30 orang diikat tangannya," ujar Serhij Matuyk.
"Mereka tewas dalam keadaan berlutut, ditembak di bagian belakang kepala. Kami juga telah mengumpulkan mayat-mayat dari jalan-jalan orang-orang yang terbunuh saat mengendarai sepeda mereka. Siapa pun yang berada di luar mengendarai atau berjalan dibunuh secara sistematis. Ini mengerikan."
"Saya sudah terbiasa dengan ini sekarang, tetapi saat awal memulai pekerjaan, saya merasa sangat syok. Saya hanya ingin berterima kasih kepada orang-orang saya karena telah melakukannya. Ini pekerjaan yang sulit."
(TribunWow.com/Anung/Via)