Konflik Rusia Vs Ukraina
5 Pembelaan Rusia soal Pembantaian di Bucha, Ungkit Keanehan Mayat hingga Rekayasa Ukraina
Pemerintah Rusia tegas membantah telah melakukan pembantaian warga sipil di Kota Bucha, Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Kementerian Pertahanan Rusia telah sepenuhnya menolak tuduhan palsu ini," ujar Antonov saat diwawancarai Newsweek.
Menurut Antonov, pasukan Rusia sudah seminggu meninggalkan Bucha.
Selama itu, pasukan Ukraina disebut sudah mengetahui kondisi di Bucha dan memilih diam.
Namun belakangan potret mengenaskan di wilayah itu justru digunakan untuk menyalahkan Rusia.
Hal ini senada disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, (3/4/2022) bahwa Angkatan Bersenjata Rusia telah meninggalkan Bucha, yang terletak di wilayah Kiev, pada 30 Maret.
Sementara bukti kejahatan muncul baru empat hari kemudian, setelah petugas Dinas Keamanan Ukraina tiba di kota itu.
"Saya ingin menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret. Pihak berwenang Ukraina tetap diam selama ini, dan sekarang mereka tiba-tiba memposting rekaman sensasional untuk menodai citra Rusia dan ini membuat Rusia harus mempertahankan diri," kata Antonov.
"Saya ingin menekankan dengan penuh tanggung jawab bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Sebaliknya, pasukan kami mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil."
Menurut pihak Rusia, tentara Ukraina justru melakukan penembakan dan menghancurkan kotanya sendiri.
Dikatakan bahwa Ukraina sengaja ingin menjatuhkan kesalahan ke pihak Rusia.
"Sementara itu, fakta bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki kota Bucha tepat setelah pasukan Rusia pergi sengaja diabaikan di AS. Inilah yang bisa menyebabkan korban sipil. Yang mengatakan, rezim Kiev jelas berusaha menyalahkan kekejamannya. di Rusia," ujar Antonov.
Kementerian menekankan bahwa pada 31 Maret, Wali Kota Anatoly Fedoruk telah mengkonfirmasi dalam pidato video bahwa tidak ada pasukan Rusia di Bucha.
Namun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang warga sipil yang ditembak mati di jalan dengan tangan terikat di belakang.
5. Negara-negara Barat Pilih Tutup Mata
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Juru Bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyatakan bahwa negara-negara barat memilih untuk tutup mata dan tutup telinga saat Rusia mencoba menjelaskan tragedi yang terjadi di Bucha.
Kendati demikian, Peskov menyebut Rusia masih terus berusaha menyampaikan penjelasan soal pembantaian yang terjadi di Bucha.
Peskov menyampaikan, saat ini penting untuk dilakukan investigasi yang benar-benar netral dan tidak bias untuk menyelidiki pembantaian di Bucha.
"Kami terus membantah seluruh tuduhan terhadap Rusia," ujar Peskov.
Peskov mengatakan, tuduhan terhadap Rusia soal Bucha bukan saja tidak ada bukti kuat namun hanyalah rekayasa belaka.
Peskov melanjutkan, tujuan dari rekayasa pembantaian di Bucha adalah untuk mendiskreditkan pasukan militer Rusia.
Kemudian Peskov meminta agar para pemimpin negara-negara barat bertindak dengan logis bukan karena dorongan emosional.
"Diplomat kami terus bekerja di PBB," tegas Peskov.
Peskov mengungkit upaya diplomatik Rusia kerap dirusak namun mereka tetap berusaha.(TribunWow.com/Anung/Via)