Konflik Rusia Vs Ukraina
Tak Hanya Sita 14 Ton Bantuan Kemanusiaan, Rusia Juga Cegat Bus Pengungsi Ukraina
Pihak Ukraina menyatakan 14 ton bantuan kemanusiaan telah disita oleh tentara Rusia, Kamis (31/3/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pihak Ukraina menyatakan 14 ton bantuan kemanusiaan telah disita oleh tentara Rusia, Kamis (31/3/2022).
Bantuan itu diangkut dengan 12 bus menuju Melitopol di Ukraina selatan.
Selain itu, pasukan Rusia juga telah memblokir 45 bus yang digunakan untuk mengevakuasi penduduk kota Mariupol.
Baca juga: Ukraina Kembali Kuasa Chernobyl Buntut Pasukan Rusia Dilarikan akibat Terkena Radiasi Nuklir
Baca juga: Percakapan Komandan Rusia Bocor, Terungkap Adanya Perpecahan di Badan Militer Putin
Dilansir TribunWow.com dari Bussines Insider, Jumat (1/4/2022), Wakil Perdana Menter Ukraina Iryna Vereshchuk, mengatakan bahwa bus yang membawa bantuan kemanusiaan ke Melitopol telah dicegat pasukan Rusia.
Kemudian, bantuan seberat 14 ton yang dimuat di 12 bus yang berisi makanan dan obat-obatan itu disita.
"Kami sedang negosiasi untuk mengembalikan bus dan untuk warga Melitopol agar besok bisa dievakuasi menggunakan bus ini," kata Vereshchuk.
Vereshchuk menambahkan bahwa 45 bus menuju kota pelabuhan Berdiansk dan mengarah ke kota Mariupol, juga diblokir oleh Rusia.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan kepada Reuters bahwa bus itu dimaksudkan untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan dan membawa warga sipil dari Mariupol.
Padahal, pengiriman ini sudah sesuai dengan persyaratan koridor kemanusiaan yang sebelumnya telah disepakati oleh Rusia.
"Untuk alasan logistik dan keamanan, kami akan siap memimpin operasi lintas aman besok, Jumat, asalkan semua pihak menyetujui persyaratan yang tepat, termasuk rute, waktu mulai, dan durasi," kata juru bicara ICRC Ewan Watson.
"Sangat penting agar operasi ini dapat dilakukan. Kehidupan puluhan ribu orang di Mariupol bergantung padanya," katanya.
Pasukan Rusia sebelumnya setuju untuk membuka kembali koridor evakuasi dari Mariupol ke Zaporizhzhia.
Menyusul permintaan dari para pemimpin Prancis dan Jerman untuk membiarkan 100 ribu warga sipil yang terperangkap di kota itu mengungsi.
Baca juga: Sebulan Terjebak di Mariupol, Ibu dan Anak Nekat Kabur dari Kepungan Rusia, Sebut seperti Film Horor
Baca juga: 4 Alasan Rusia Terobsesi Kuasai Mariupol, Disebut akan Jadi Pukulan Berat bagi Ukraina
Rusia Ledakkan Gedung Palang Merah
Pasukan Rusia dilaporkan telah menyerang fasilitas Palang Merah di kota Mariupol, Ukraina.