Konflik Rusia Vs Ukraina
Alasan Rusia Tak Pakai Serangan Siber untuk Bungkam Ukraina, Bagian Strategi Rahasia Putin?
Sejumlah pertanyaan bermunculan mengenai alasan Rusia tak gunakan kemampuan teknologinya dalam perang Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Bagaimanapun, invasi tidak berjalan seperti yang diharapkan Putin, dan Rusia bukan satu-satunya negara dengan kemampuan dunia maya yang canggih.
Kemampuan siber China kemungkinan besar melebihi Rusia, dan China dapat mengambil pelajaran dari Ukraina untuk menginformasikan taktiknya untuk kemungkinan invasi ke Taiwan.
Meski bisa diperdebatkan, memutus rantai informasi di Ukraina akan lebih bermanfaat bagi Rusia, karena dapat mempersulit Zelenskyy untuk memupuk dukungan internasional.
Dan dengan serangan siber, Rusia akan bisa mengganggu transportasi dan listrik di wilayah Ukraina yang jauh dari garis depan.
Hal ini akan mempersulit pasokan pasukan dengan senjata, amunisi, bahan bakar, dan makanan.
"Orang China tentu saja menonton ini, dan mereka akan mengambil pelajaran dari apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau berbeda," kata Hodges.
Baca juga: Logistik Tentara Rusia Hanya Cukup untuk 3 Hari, Putin Dikhawatirkan akan Nekat Pakai Senjata Kimia
Baca juga: Rahasia Ukraina Tak Menyerah Hadapi Rusia, Ternyata Dipasok Persenjataan dari 33 Negara Berikut
Putin Diserbu Hacker Anonymous
Kelompok hacker bernama Anonymous telah mendeklarasikan perang cyber/siber terhadap Rusia.
Deklarasi ini diumumkan pada hari Jumat (25/2/2022) atau satu hari seusai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Sebuah akun media sosial yang mengatasnamakan Anonymous menyatakan para hacker yang tergabung di bawah Anonymous kini akan menyerang pemerintahan Rusia.
Diberitakan oleh media Rusia RT.com, sejumlah website milik pemerintahan Rusia telah menjadi korban.
Website tersebut mengalami gangguan untuk diakses hingga terpaksa harus dimatikan atau offline karena serangan para hacker.
Situs yang telah menjadi korban serangan para hacker di antaranya adalah situs milik pemerintah Rusia, situs milik Kementerian Pertahanan Rusia hingga kantor berita Rusia Today (RT.com).
Dulu sebelum menyerang Rusia, grup hacker Anonymous juga pernah menyerang intelijen Amerika Serikat yakni Central Inteligence Agency (CIA).
Sementara itu, terkait kebijakan Putin melakukan invasi, ternyata tidak semua masyarakat di Rusia setuju.