Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Rilis Video Peledakan Mal Kiev Ukraina, Beberkan Bukti Kuat Adanya Persenjataan Rahasia
Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video yang menunjukkan peledakan pusat perbelanjaan di Kiev, Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Sebelum Moskow menunjukkan rekaman drone, ada spekulasi luas bahwa Rusia mungkin telah meluncurkan serangan setelah melihat video di media sosial Ukraina yang menunjukkan peluncur di Retroville.
Beberapa pengguna Facebook, Twitter, dan TikTok telah memposting gambar dan video artileri roket yang dioperasikan di daerah tersebut, dan bahkan diparkir di tempat yang tampak seperti garasi atau underpass di antara dua tempat parkir.
Namun, hingga saat ini pihak terkait belum bisa memverifikasi apakah rekaman itu asli atau telah dimanipulasi.
Baca juga: Aliansi Anti Perang Rusia, Ukraina dan Belarus Desak Swiss Deportasi Kekasih dan Anak Putin
Baca juga: Peran Unik China Dalam Upaya Damai Rusia dan Ukraina, Pilih Lakukan Hal Ini Alih-Alih Kirim Senjata
Rusia Tuding PBB Sebar Hoaks
Sebelumnya, Rusia memberikan pembelaan atas serangan udara yang dilakukan pada sebuah kompleks RS Bersalin di Mariupol Ukraina.
Staf Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di media sosial.
Pihaknya menyebut bahwa berita tentang pasien yang terkena serangan itu adalah kabar palsu.
Pasalnya, rumah sakit tersebut diklaim telah menjadi markas bagi pasukan radikal Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia, Ria Novosti, Kamis (10/3/2022) Deputi Pertama Perwakilan Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky memberi keterangan di akun Twitter pribadinya.
Ia menunjukkan kabar palsu yang diduga warga sipil diserang di sebuah rumah sakit di Mariupol.
Sebelumnya, Sekjen PBB António Guterres mengecam serangan Rusia di sebuah rumah sakit di Mariupol, tempat perawatan bersalin dan anak-anak berada.
Antonio Guterres mencatat bahwa warga sipil membayar harga tertinggi untuk perang yang tidak ada hubungannya dengan mereka.
Melalui akun Twitter pribadinya, ia menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut agar tak ada lagi korban berjatuhan.
Polyansky langsung bereaksi terhadap pernyataan yang diunggah Antonio Guterres tersebut.
“Beginilah lahirnya berita palsu. Dalam pernyataan kami pada 7 Maret, kami memperingatkan bahwa rumah sakit ini telah diubah menjadi fasilitas militer oleh kaum radikal. Sangat mengkhawatirkan bahwa PBB mendistribusikan informasi ini tanpa verifikasi,” tulis Polyansky.
Hal ini telah disinggung Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Senin (7/3/2022).
"Setelah mengusir seluruh staf rumah sakit bersalin No. 1 di Mariupol, angkatan bersenjata Ukraina menempatkan posisi menembak di dalamnya," kata Vasily Nebenzya.(TribunWow.com/Via)