Konflik Rusia Vs Ukraina
Pernah Racuni Eks Agen KGB, Ini Sosok Sahabat Putin yang Diduga Kuat akan Memberontak
Sejumlah elit di Rusia yang tak puas dengan Putin disebut-sebut akan menggantikan Putin dengan Alexander Bortnikov.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Pada hari Sabtu, seorang pejabat AS mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa laporan tentang Beseda yang ditempatkan di bawah tahanan rumah adalah merupakan informasi kredibel.
Pihaknya juga menambahkan bahwa pertengkaran telah pecah antara FSB dan Kementerian Pertahanan Rusia mengenai invasi ke Ukraina.
Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang diasingkan, mengkonfirmasi penangkapan itu.
Ia menambahkan bahwa petugas FSB telah mencari lebih dari 20 alamat di sekitar Moskow dari sesama petugas FSB yang dicurigai melakukan kontak dengan wartawan.
"Dasar formal untuk melakukan penggeledahan ini adalah tuduhan penggelapan dana yang dialokasikan untuk kegiatan subversif di Ukraina. Alasan sebenarnya adalah informasi yang tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan sebagian palsu tentang situasi politik di Ukraina," kata Osechkin.
Osechkin mengunggah laporan tentang situasi tersebut yang diduga ditulis oleh analis dari FSB dalam beberapa pekan terakhir di situs Gulagu.ru-nya.
"Sekarang mereka secara metodis menyalahkan kami (FSB). Kami ditegur karena analisis kami," tutur analis FSB tersebut.
Sejumlah pejabat Rusia tambahan telah dicopot dari posisi mereka di tengah perang di Ukraina, termasuk Jenderal Roman Gavrilov.
Namun kabar ini masih simpang siur dengan laporan media Rusia yang terpecah tentang apakah dia dipecat atau mengundurkan diri.
Putin Tangkap Jenderalnya Sendiri
Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah menahan pejabat militernya sendiri.
Bahkan, sosok yang ditahan tersebut merupakan tokoh penting dalam invasi ke Ukraina.
Menurut kabar, wakil kepala unit Rosgvardia, Jenderal Roman Gavrilov ditangkap karena tudingan berkhianat.
Sementara, spekulasi muncul dan menyebut bahwa Jenderal tersebut ditahan sebagai kambing hitam terlambatnya penaklukan Kiev.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Star, Jumat (18/3/2022), belum lama ini Putin menyinggung soal pengkhianat negara.