Konflik Rusia Vs Ukraina
Soroti Luka dan Trauma Bocah Korban Perang, Dokter di Ukraina: Saya Benci Rusia
Dokter di Ukraina menceritakan bagaimana kondisi para anak-anak di Ukraina yang menjadi korban serangan tentara Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Hampir tiga minggu invasi pasukan militer Rusia di Ukraina masih berlangsung.
Selama melakukan serangan, para warga sipil dan anak-anak di Ukraina turut menjadi korban perang.
Seorang dokter yang merawat para anak-anak korban perang menjelaskan apa saja luka baik fisik dan mental yang dialami oleh para bocah di Ukraina.
Baca juga: Tentara Rusia Dituding Rudapaksa para Wanita di Ukraina Berjam-jam lalu Bunuh Korbannya
Baca juga: China, Amerika, dan Uni Eropa, Siapa yang akan Diuntungkan Akibat Konflik Rusia dan Ukraina?
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, kepala rumah sakit anak di Kota Zaporizhzhia, Dokter Yuri Borzenko tampak tak bisa menutupi amarahnya ketika diwawancarai soal kondisi para pasien yang merupakan anak-anak.
Para anak-anak yang dirawat di sana diketahui merupakan warga Mariupol yang terluka akibat bombardir pasukan Rusia.
"Saya benci Rusia," kata dr. Borzenko dengan ekspresi dingin di wajahnya.
Awalnya ia menyoroti kondisi Masha, seorang gadis berusia 15 tahun yang kehilangan kakinya.
Kaki Masha terpaksa diamputasi setelah terkena serangan pasukan Rusia.
Dokter Borzenko bercerita, gadis berusia 15 tahun itu kini mengalami trauma dan tidak mau makan berhari-hari hingga akhirnya terpaksa diberikan makan menggunakan cara lain.
"Korban lain, seorang bocah berusia enam tahun dengan serpihan peluru di dalam tengkoraknya," ungkap dr Borzenko.
Dalam video yang diambil oleh BBC.com, tampak para bocah korban serangan Rusia sama sekali tak menangis hanya tersisa ekspresi datar.
Sementara itu, Rusia sempat memberi tenggat waktu untuk pasukan Ukraina menyerahkan kota pelabuhan Mariupol, sampai Senin (21/3/2022).
Namun, kesepakatan ini ditolak mentah-mentah pihak Ukraina.
Meski kota tersebut telah mengalami kehancuran, namun rupanya Ukraina masih berusaha mempertahankan wilayahnya.
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Minggu (20/3/2022), kota pelabuhan Mariupol telah mengalami penyerangan tak henti yang menyebabkan kerusakan parah.