Konflik Rusia Vs Ukraina
Soroti Luka dan Trauma Bocah Korban Perang, Dokter di Ukraina: Saya Benci Rusia
Dokter di Ukraina menceritakan bagaimana kondisi para anak-anak di Ukraina yang menjadi korban serangan tentara Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ribuan orang dilaporkan telah tewas sementara hampir seluruh penduduk telah dievakuasi.
Namun, sejumlah orang masih tertinggal di kota yang kini hampir dikuasai Rusia tersebut.
Ribuan penduduk yang banyak terdiri dari kalangan anak-anak dan wanita juga terus berlindung dari bombardir tentara Rusia.
Mereka pun terus bertahan meski tak memiliki fasilitas air, listrik, bahkan pemanas.
Dalam upayanya untuk menguasai Mariupol, Rusia telah memberi pasukan Ukraina tenggat waktu pada pukul 05.00 waktu Moskow (pukul 02.00 GMT) pada hari Senin.
Ukraina diminta untuk meletakkan senjata mereka di kota yang disebut telah menjadi lokasi bencana kemanusiaan yang mengerikan.
"Letakkan senjata anda," imbau Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, mengatakan pada hari Minggu (20/3/2022), dalam sebuah pengarahan.
"Bencana kemanusiaan yang mengerikan telah berkembang."
"Semua orang yang meletakkan senjata dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," katanya.
Tenggat waktu yang diberikan Rusia itu dengan cepat ditolak oleh wakil perdana menteri Ukraina Iryna Vereshchuk
Ia dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada kata untuk menyerah.
"Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan diri, peletakan senjata. Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini,” kata Vereshchuk dilansir situs berita online Ukrainska Pravda.
"Daripada membuang-buang waktu untuk 8 halaman surat, buka saja koridor [kemanusiaan]."
Mariupol telah mengalami beberapa pemboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/3/2022).
Sebagian besar dari 400.000 penduduknya tetap terperangkap di kota dengan sedikit, jika ada, makanan, air, atau listrik.