Konflik Rusia Vs Ukraina
Belum Juga Berhasil Kuasai Ukraina, Ini 4 Kesalahan Fatal Rusia Menurut Analis Militer
Rusia sebagai negara adi daya dengan kekuatan militer yang besar, rupanya masih mengalami hambatan dalam menaklukkan Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Pada awal invasi, Rusia memiliki keuntungan yang jelas di udara, dengan pesawat tempur yang telah bergerak di dekat perbatasan melebihi jumlah angkatan udara Ukraina lebih dari tiga banding satu.
Sebagian besar analis militer berasumsi bahwa pasukan penyerang akan dengan cepat memperoleh keunggulan di udara, tetapi ternyata tidak.
Pertahanan udara Ukraina masih terbukti efektif, membatasi kemampuan Rusia untuk bermanuver.
Moskow mungkin juga menganggap pasukan khususnya akan memainkan peran penting, membantu memberikan pukulan yang cepat dan menentukan.
Seorang pejabat senior intelijen Barat mengatakan kepada BBC bahwa Rusia berpikir mereka dapat mengerahkan unit-unit yang lebih ringan.
Seperti misalnya pasukan ujung tombak Spetsnatz dan pasukan terjun payung VDV, untuk melenyapkan sejumlah kecil pasukan.
Namun dalam beberapa hari pertama, serangan helikopter mereka di Bandara Gostomel, tepat di luar Kiev, berhasil digagalkan.
Insiden ini menghalangi Rusia untuk membawa pasukan, peralatan dan pasokan.
Karenanya, Rusia terpaksa harus mengangkut pasokannya sebagian besar melalui jalan darat.
Hal ini telah menciptakan kemacetan lalu lintas kendaraan di sejumlah titik yang menjadi sasaran empuk bagi pasukan Ukraina untuk menyerang.
Beberapa kendaraan berat telah keluar dari jalan, hanya untuk terjebak dalam lumpur, memperkuat informasi mengenai hambatan yang dialami Rusia.
Sementara itu, barisan kendaraan lapis baja panjang Rusia dari utara yang ditangkap oleh satelit masih gagal mengepung Kiev.
Kemajuan yang paling signifikan telah datang dari selatan, di mana ia telah mampu menggunakan jalur kereta api untuk memasok pasukannya.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengatakan kepada BBC bahwa pasukan Presiden Putin telah kehilangan momentum.
"Mereka terjebak dan mereka perlahan tapi pasti mengambil korban yang signifikan," ujar Ben Wallace. (TribunWow.com/Via)