Konflik Rusia Vs Ukraina
Imigran Asia di Rusia Ditekan untuk Ikut Wajib Militer, Berikut Pengakuan Tentara Putin di Ukraina
Warga negara Asia yang tinggal di Rusia dikabarkan mendapat tekanan untuk ikut berperang di Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sumber dari Kemenhan AS mengatakan, Putin saat ini sedang dalam misi melakukan perekrutan.
"Pemerintah Rusia merekrut prajurit Suriah untuk memperkuat pasukan mereka di Ukraina, kami meyakini ada kebenaran dalam informasi tersebut," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby.
Selama konflik ini terjadi Rusia dan Ukraina saling adu klaim menyatakan bahwa pihak lawan merekrut pasukan militer dari berbagai pihak.
Putin sempat disebut telah menyewa tentara bayaran untuk menghabisi nyawa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dikutip dari Sky News, info ini didapat dari sebuah sumber yang diwawancarai oleh media asal Inggris, The Times.
Terkait informasi ini, pemerintah Ukraina disebut telah menyadari adanya keberadaan tentara bayaran di negara mereka.
Respons pemerintah Ukraina adalah melaksanakan kebijakan jam malam di Kiev/Kyiv untuk menyisir agen-agen sabotase dari Rusia.
Sementara itu, tentara bayaran yang diperintahkan untuk membunuh Zelensky diketahui didatangkan dari Afrika oleh Grup Wagner, sebuah milisi swasta yang dimiliki oleh rekan dekat Putin.
Sumber yang diwawancarai The Times menyebut pada Januari 2022 lalu, ada 2-4 ribu tentara bayaran yang masuk ke Ukraina.
400 di antaranya datang dari Belarus dan memiliki tujuan ke Kiev.
Para tentara bayaran yang berada di Kiev dijanjikan oleh pemerintah Rusia bonus besar apabila bisa menghabisi nyawa Zelensky dan 23 tokoh lainnya yang menjadi target.
Di sisi lain, media massa asal Rusia yakni Russian Today (RT.com) memberitakan bagaimana pemerintah Ukraina melepaskan sejumlah narapidana sebagai prajurit tambahan.
Para narapidana sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu.
Narapidana yang dipilih untuk dilepaskan adalah mereka yang memiliki latar belakang militer hingga pengalaman bertarung.
Dikutip dari RT.com, Minggu (27/2/2022), info ini diungkapkan oleh Andrey Siniuk selaku pejabat di kantor kejaksaan saat diwawancarai oleh stasiun televisi Hromadske.