Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Siap Bertemu Empat Mata dengan Putin, Ini yang akan Dirundingkan Ukraina dan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah siap berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah siap berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pertemuan tersebut, Zelensky akan mengangkat sejumlah isu terkait penyerangan Rusia terhadap Ukraina.
Sementara itu, perundingan damai antara perwakilan dua negara akan terus digelar sampai mendapatkan titik temu.

Baca juga: Ahli Ungkap Tujuan Ukraina Koar-koar Terima Banyak Tentara Sukarelawan yang Ingin Perangi Rusia
Baca juga: China Putuskan Bantu Rusia Invasi Ukraina, Dukung Perekonomian dan Berencana Kirim Senjata
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia RIA Novosti, Selasa (15/3/2022), kabar tersebut disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk.
Ia menegaskan bahwa atasannya telah siap untuk duduk di meja perundingan Putin.
Menurut Vereshchuk, Zelensky membawa mandat dari penduduk Ukraina yang mendukung diadakannya pertemuan tersebut.
"Presiden kami siap untuk bertemu dengan Putin. Dia siap untuk duduk di meja perundingan," kata Vereshchuk melalui siaran di saluran televisi BFMTV.
"Presiden Ukraina mendapat dukungan penuh dari 90% populasi penduduk. Dan rakyat telah memberinya mandat penuh untuk negosiasi guna melindungi kepentingan nasional Ukraina."
Dalam pertemuan langsung itu, Zelensky akan membahas kesepakatan damai dengan Putin.
Ia terutama akan mengusulkan agar gencatan senjata dilakukan guna mengakhiri penyerangan ke negaranya.
"Apa yang bisa kita bicarakan? Titik awalnya adalah gencatan senjata," tegas Vereshchuk.
"Beginilah seharusnya negosiasi proses politik dimulai. Ini perlu segera dihentikan."
Menurutnya, sebelum melangkah ke negosiasi politik, pembukaan koridor kemanusiaan juga perlu dijalankan secara efektif.
Sementara itu, dilansir TASS, Selasa (15/3/2022), Zelensky menginformasikan bahwa perundingan perwakilan Rusia dan Ukraina akan dilanjutkan hari in.
Secara pribadi, ia juga telah berunding dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Polandia Andrzej Duda, dan Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel.
"Kesepakatan bersama sudah berjalan 100%. Pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel [Naftali] Bennett juga penting, itu adalah bagian dari upaya negosiasi untuk mengakhiri perang ini secepat dan sejujur mungkin," kata Zelensky.
"Hal ini telah dikerjakan oleh delegasi kami dalam pembicaraan dengan pihak Rusia juga. Saya diberitahu hasilnya cukup bagus, tetapi kami harus menunggu sebentar. Mereka (negosiasi) akan berlanjut besok (pada 15 Maret)," imbuhnya.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-20, China Nekat Turun Tangan hingga Aksi Protes saat Siaran Langsung
Baca juga: Ini yang Dilakukan AS jika China Benar-benar Ikut Campur dalam Perang Rusia Lawan Ukraina
Zelensky Tantang Putin untuk Bertemu
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk duduk untuk bersama dan berbicara langsung.
Menurut Zelensky, pertemua tatap muka tersebut menjadi satu-satunya cara mengakhiri perang yang berlangsung.
Ia juga menyindir kebiasaan Putin dan menyatakan pentingnya pembicaraan tersebut.
Dilansr Aljazeera, Jumat (4/3/2022), pernyataan tersebut diucapkan Zelensky dalam jumpa pers di kantornya yang dijaga ketat.
Meski telah ditawarkan untuk mengungsi, Zelensky tetap nekat bertahan di ibukota meski harus menghadapi serangan demi serangan dari Rusia.
Menurut Zelensky, perang yang terjadi bisa berhenti jika dirinya bertemu langsung dengan Putin.
"Bukannya aku ingin bicara pada Putin," kata Zelensky.
"Aku butuh bicara dengan Putin. Dunia butuh bicara pada Putin. Tak ada jalan lain untuk menghentikan perang ini."
"Apa yang kau inginkan dari kami? Tinggalkan tanah kami," serunya.
Sementara itu, sejumlah laporan beredar mengatakan bahwa Putin telah mengevakuasi keluarganya ke dalam bunker bawah tanah.
Sedangkan Putin sendiri tengah mengisolasi diri dan enggan ditemui.
Dalam sebuah foto yang beredar, terlihat Putin menerima para koleganya dengan duduk di ujung meja panjang.
Kebiasaan tersebut dijadikan bahan sindiran oleh Zelensky dan untuk mendorong agar Putin bersedia negosiasi langsung.
"Duduklah denganku untuk bernegosiasi, tak hanya dari jarak 30 meter," kata Zelensky dilansir Independent.co.uk, Kamis (3/3/2022).
"Aku tidak menggigit. Apa yang kau takutkan?"
"Kata-kata lebih penting dibandingkan tembakan," imbuhnya menekankan pentingnya diplomasi dibanding agresi.
Volodymyr Zelensky Jadi Target Nomor 1 Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menjadi sasaran nomor satu dari operasi militer yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Zelensky dan keluarganya menjadi tokoh yang paling terancam keselamatannya, bila Rusia berhasil menginvasi Ukraina.
Namun meski kini pasukan Rusia telah merangsek ke ibukota Kiev, Zelensky tegas menyatakan tak akan meninggalkan negaranya.
Dilansir ABC News, Jumat (25/2/2022), invasi yang dilakukan Rusia sudah berhasil menduduki kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl.
Kini, sejumlah upaya terus dilakukan Rusia untuk dapat menduduki Kiev dan pangkalan udaranya.
Pada sebuah pidato menyentuh yang ditampil di televisi Ukraina setelah serangan hari pertama, Zelensky menyatakan adanya informasi dari pihak Rusia.
"Rusia sudah mengidentifikasikan saya sebagai target nomor 1, dan keluarga saya sebagai nomor dua," kata Zelensky.
"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara."
Meski tahu keselamatanya terancam, Zelensky bersumpah tak akan meninggalkan negaranya.
"Aku akan tetap berada di ibu kota. Keluargaku juga berada di Ukraina," tegas Zelensky dilansir Reuters, Jumat (25/2/2022).
Ada pun semasa menjabat, pria 44 tahun tersebut telah menghadapi serangkaian krisis yang tak berkesudahan.
Kehidupan dan kariernya, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan para pemimpin internasional lainnya.
Zelensky yang telah menikah dan memiliki dua anak, lulus dari Universitas Ekonomi Nasional Kiev pada tahun 2000 dengan gelar sarjana hukum.
Ia mengawali karir dengan berkiprah di industri hiburan dengan membentuk grup komedi Kvartal 95 dengan aktor lain pada tahun 1997.
Pada 2015, Zelensky yang merupakan aktor sekaligus komedian, membintangi peran yang akan membawanya ke jalur kepresidenan.
Dalam acara 'Servant of the People', dia berperan sebagai Vasyl Petrovych Holoborodko, seorang guru sekolah yang terbangun dan menemukan bahwa kata-kata kasar yang dia buat terhadap politisi korup menjadi viral dan melambungkannya ke kursi kepresidenan.
Acara itu sangat populer sehingga menyebabkan Kvartal 95 menciptakan partai politik atas namanya.
Pada tahun 2018, Zelensky tiba-tiba pindah haluan ke politik dan mengumumkan pencalonannya sebagai presiden di bawah partai The Servant of The People.
Seperti halnya perannya dalam karakter TV, Zelensky menyatakan akan memberantas korupsi dan mempromosikan pemerintahan yang lebih sentris.
Selain memanfaatkan platform media sosial, ia juga tampil dalam stand-up komedi rutin dan kerap melontarkan sindiran pada lawan politik.
Zelensky terkenal dengan pendekatannya yang berbeda untuk mendapatkan hati masyarakat.
Ia pun memenangkan pemilihan presiden secara telak dengan mengantongi 73 persen suara.
Pada Mei 2019, Zelensky pun dilantik sebagai presiden Ukraina menggantikan pendahulunya.
Kini, Zelensky tetap berada di Kiev dan akan terus mengunggah video dan seruan mengenai invasi yang terjadi.
Dalam pidatonya, Zelensky juga mengimbau masyarakat Rusia untuk membantu menghentikan perang tersebut.
Beberapa jam kemudian, misil-misil mulai ditembakkan oleh Rusia ke wilayah Kiev. (TribunWow.com)