Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-20, China Nekat Turun Tangan hingga Aksi Protes saat Siaran Langsung

Jelang hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina, belum ada solusi efektif untuk mengakhiri perang tersebut.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Alexei Druzhinin/Sputnik
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Terbaru, pemerintah China dikabarkan telah memutuskan untuk memberi bantuan Rusia dalam hal perekonomian dan militer. 

TRIBUNWOW.COM - Jelang hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina, belum ada solusi efektif untuk mengakhiri perang tersebut.

Intervensi dunia internasional pun semakin jelas dalam konflik yang diinisiasi Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Mulai dari pihak Barat yang akan meningkatkan sanksi ekonomi pada Rusia, dan China yang diklaim akan memberikan dukungan sumberdaya untuk Rusia.

Berikut rangkuman peristiwa pada hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina yang disusun TribunWow.com, Selasa (15/3/2022).

Pada Senin (13/3/2022) pagi, sebuah apartemen yang ada di bagian utara Kota Kyiv/Kiev, Ukraina terkena serangan misil pasukan Rusia. Dalam insiden ini satu orang tewas, sedangkan 12 lainnya luka-luka.
Pada Senin (13/3/2022) pagi, sebuah apartemen yang ada di bagian utara Kota Kyiv/Kiev, Ukraina terkena serangan misil pasukan Rusia. Dalam insiden ini satu orang tewas, sedangkan 12 lainnya luka-luka. (State Emergency Service of Ukraine)

Baca juga: Kutip Kesaksian Rekan Korban, Rusia Sebut Jurnalis AS Justru Ditembak Mati oleh Tentara Ukraina

1. Intervensi Dunia Internasional

Dilansir The Guardian, Selasa (15/3/2022), AS mengatakan bahwa China telah memutuskan untuk memberikan dukungan ekonomi dan keuangan untuk Rusia selama perang di Ukraina.

Dikabarkan Presiden Xi Jinping sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasokan militer seperti drone bersenjata.

Hal ini diungkapkan setelah Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan mitranya dari China, Yang Jiechi.

Dalam pembicaraan tujuh jam yang digelar di Roma, Italia tersebut, pihak China terlihat menunjukkan keberpihakan pada Rusia yang kini sedang dalam krisis akibat sanksi global yang dijatuhkan.

Padahal, pihak Uni Eropa telah setuju untuk menjatuhkan paket sanksi keempat bagi Rusia yang masih terus saja melanjutkan serangan ke Ukraina.

Sanksi tersebut akan menyasar larangan ekspor baja dan besi dari Rusia, termasuk barang-barang mewah buatan produsen negara tersebut.

Selain itu, Uni Eropa juga akan melarang penanaman investasi di sektor energi Rusia.

Baca juga: Ahli Ungkap Tujuan Ukraina Koar-koar Terima Banyak Tentara Sukarelawan yang Ingin Perangi Rusia

2. Perkembangan di Rusia dan Ukraina

Seorang karyawan televisi Rusia Channel One menginterupsi siaran langsung dengan meneriakkan penolakan terhadap perang.

Wanita bernama Marina Ovsyannikoba itu memegang kertas bertuliskan 'Jangan percaya propaganda. Mereka membohongimu'.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Rusia menentang perang tersebut.

Kabar terakhir, wanita yang bekerja sebagai editor TV itu terancam dipenjara 15 tahun karena melanggar peraturan baru Rusia.

Sementara itu, dilansir Aljazeera, Selasa (15/3/2022), serangan Rusia semakin gencar dilakukan di sejumlah kota Ukraina.

Dua ledakan keras telah mengguncang ibukota Kiev sementara raungan sirine peringatan serangan udara terdengar di berbagai kota, termasuk Odesa, Chernihiv, Cherkasy, dan Smila.

Namun, 160 kendaraan berhasil keluar dari Mariupol mengangkut para pengungsi dari kota yang kerap mendapat serangan Rusia.

Menilik ekskalasi serangan, Kementerian Pertahanan Inggris khawatir bahwa Rusia berencana menggunakan senjata pemusnah masal seperti senjata biologi atau kimia.

Adapun menurut catatan, sejak awal invasi dilaksanakan hingga sekarang, sudah lebih dari 90 anak-anak Ukraina tewas sementara 100 anak terluka.

Di sisi lain, upaya perdamaian kembali digelar dengan setelah perundingan pada Senin (14/3/2022) tidak menemui perkembangan.

Pembicaraan antara pihak Ukraina dan Rusia dijadwalkan kembali digelar pada hari ini.

Baca juga: Ini yang Dilakukan AS jika China Benar-benar Ikut Campur dalam Perang Rusia Lawan Ukraina

Baca juga: China Putuskan Bantu Rusia Invasi Ukraina, Dukung Perekonomian dan Berencana Kirim Senjata

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-19

Berikut sejumlah peristiwa terkini perkembangan perang Ukraina dan Rusia yang dirangkum TribunWow.com, Senin (14/3/2022).

1. Serangan di Perbatasan Polandia

Dilansir The Guardian, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengakui bertanggung jawab atas serangan roket di Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional.

Sebanyak 35 orang dikabarkan tewas akibat serangan di pangkalan militer dekat perbatasan Polandia pada hari Minggu (13/3/2022) tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut tindakan Rusia itu barbar dan mengatakan insiden itu adalah ujian bagi seluruh umat manusia.

Senada dengan PM Inggris, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengutuk serangan itu, dan menyerukan kebrutalan harus dihentikan.

2. Korban Tewas Terus Bertambah

Seorang wanita hamil dan bayinya meninggal setelah Rusia mengebom rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina.

Wanita yang sedang dalam proses persalinan itu sempat dilarikan ke ambulans dengan tandu untuk mendapat pertolongan pertama.

Gambar dari insiden mengerikan tersebut telah viral beredar di dunia maya.

Pihak Palang Merah menyatakan terhitung lebih dari 2.100 warga Mariupol tewas akibat serangan Rusia.

Jurnalis asal AS, Brent Renaud, juga dikabarkan gugur lantaran ditembak mati di luar Kiev.

Ia menjadi jurnalis asing pertama yang dilaporkan menjadi korban dalam perang tersebut.

Sementara itu, dua orang tewas setelah sebuah peluru menghantam sebuah bangunan perumahan di Kiev pada Senin pagi.

Lembaga pelayanan darurat Ukraina menyebutkan ada tiga orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Melihat korban-korban yang terus meningkat, Zelensky kembali mendesak NATO untuk menerapkan zona larangan terbang.

"Jika kalian tidak menutup langit kami, hanya masalah waktu sebelum roket Rusia jatuh di wilayah kalian, di wilayah NATO," kata Zelensky.

3. China Dituding akan Terlibat Perang

Financial Times melaporkan pihak Rusia telah meminta peralatan militer dari China sejak awal invasi.

Permintaan tersebut telah memicu kekhawatiran di Gedung Putih bahwa Beijing akan membantu Rusia menginvasi Ukraina.

Juru bicara kedutaan AS China mengatakan mereka belum mendengar tentang permintaan itu dan menilai situasi saat ini di Ukraina membingungkan.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan akan bertemu dengan diplomat China, Yang Jiechi, di Roma pada hari Senin.

Menjelang pertemuan itu, Sullivan memperingatkan bahwa Beijing akan menghadapi konsekuensi berat jika membantu Moskow menghindari sanksi atas invasi ke Ukraina.

Sullivan juga mengatakan Rusia akan membayar harga yang mahal jika menyerang menggunakan senjata kimia.

Hal ini menyusul ramainya kabar bahwa Rusia telah merencanakan untuk memakai senjata pemusnah massal untuk memenangkan perang lawan Ukraina.

4. Perkembangan Perang Ukraina

Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina akan dilanjutkan melalui komunikasi video pada Senin.

Konfirmasi atas rencana pembicaraan berikutnya datang setelah kedua belah pihak mengklaim adanya kemajuan dalam negosiasi yang bertujuan untuk mengakhiri perang tersebut.

Di sisi lain, Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya, dilaporkan berada di Ukraina bersama pasukan Rusia, tepatnya di daerah Gostomel.

Hal ini terlihat dari rekaman yang dibagikan oleh saluran televisi Chechnya dan diposting ke akun Telegram Kadyrov.

Kadyrov pun sempat angkat bicara dan mencibir kemampuan intelejen Ukraina yang tak bisa mendeteksi gerakannya di dekat wilayah mereka. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaChinaRusiaVladimir Putin
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved