Konflik Rusia Vs Ukraina
Beranikah Putin Invasi Ukraina jika Trump Masih Presiden? Eks Dubes AS Menjawab
Mantan dubes AS untuk NATO menjawab kemungkinan Putin melakukan invasi ke Ukraina apabila Donald Trump masih menjadi Presiden AS.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Pernyataan ini disampaikan oleh Putin saat mengadakan pertemuan dengan pramugari maskapai Aeroflot pada Sabtu (5/3/2022).
"Mereka (pemerintah Ukraina) bersembunyi di belakang warga sipil," kata Putin.
"Menggunakan mereka sebagai tameng manusia."
Baca juga: Saat Memohon Bantuan Jet Tempur ke AS, Presiden Ukraina Minta Warganya Maju Serang Rusia
Baca juga: Geger Rumor Putin akan Tetapkan Darurat Militer, Sejumlah Warga Rusia Pilih Kabur dari Negaranya
Putin lalu mencontohkan kasus di Kota Mariupol, Ukraina.
Seperti yang diketahui, Mariupol telah berhari-hari bertahan dari serangan Rusia.
Namun pada Sabtu (5/3/2022), pemerintah Rusia dan Ukraina setuju untuk melakukan gencatan senjata sementara guna mempersilakan warga sipil keluar dari kota tersebut.
Rencananya para warga sipil akan dibiarkan mengungsi keluar lewat koridor kemanusiaan.
"Tentara kami langsung bereaksi, menghentikan seluruh serangan, jadi kita hanya mengawasi apa yang terjadi," ujar Putin.
Namun menurut keterangan Putin, justru pemerintah Ukraina yang melarang warga sipilnya keluar mengungsi.
"Tetapi mereka (pemerintah Ukraina) tidak membolehkan siapapun keluar (dari Mariupol)," jelas Putin.
"Tidak ada yang boleh keluar, mereka (pemerintah Ukraina) bersembunyi di belakang warga sipil."
"Panggilan apa yang cocok untuk orang-orang seperti itu? Tentu neo Nazi," pungkasnya.
Di sisi lain Ukraina menyebut, pasukan militer Rusia justru terus melakukan penembakan ke Kota Mariupol ketika gencatan senjata berlaku.
Dikutip dari BBC.com, koridor kemanusiaan yang tadinya dirancang untuk mengevakausi warga sipil tidak bisa digunakan.
"Saya dapat mendengar suara tembakan setiap tiga hingga lima menit," ujar Alexander (44), seorang warga Mariupol.