Breaking News:

Terkini Daerah

6 Fakta Ustaz di Samarinda Tewas sesuai Dianiaya 2 Santrinya, Motif Pelaku hingga Sosok Korban

Seorang ustaz sekaligus guru di Pondok Pesantren di Samarinda, Kalimantan Timur tewas seusai dianiaya dua orang santrinya. Ini faktanya.

Penulis: Vintoko
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Lokasi tempat Ustadz Eko Hadi Prasetya (dengan pemeran pengganti) meregang nyawa akibat dikeroyok dua santrinya. 

Selain itu, terdapat juga luka robek pada bagian pelipis kanan, luka pada bagian leher, serta pada bagian punggung belakang.

"Korban dipukul menggunakan balok kayu," terangnya saat dijumpai di rumah sakit.

"Di TKP tadi kita juga menemukan dua balok kayu yang digunakan oleh para pelaku memukul korban," terang Aiptu Harry Cahyadi.

Sebelumnya, Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda akhirnya turun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukannya korban.

Dari identifikasi lokasi yang Tribunkaltim.co perhatikan, polisi menggunakan pemeran korban pengganti.

Mengikuti informasi dari keterangan saksi, korban yang diketahui bernama Eko Hadi Prasetya ditemukan dalam keadaan tengkurap dengan luka berat pada bagian kepala.

Dua buah balok kayu pun terlihat dalam ilustrasi ini.

Satu balok berada di bawah tangan sebelah kanan. Dan sebuah lagi di bawah kedua kaki korban.

Sendal jepit korban sendiri berjarak 1 meter dari tubuh korban.

Tidak jauh dari korban terlihat sebuah sepeda motor jenis matic miliknya yang sudah rebah.

"Joknya terbuka," jelas salah seorang saksi kepada petugas.

Kasat Reskrim Polresta Samarinda Andika Dharma Sena melalui Kasubnit Inafis Aiptu Harry Cahyadi menerangkan seluruh barang bukti kini berada di Mapolresta Samarinda.

"Kami mengamankan lokasi dengan memasang police line. Juga kami meminta keterangan para saksi," tutur Aiptu Harry Cahyadi.

"Kami akan lanjut ke RSUD AW Syahranie dan melakukan visum terhadap korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban," ucapnya.

4. Sosok Korban

Tewasnya bagian Kesiswaan Kampus Putra Pondok Pesantren IT Madinah, Eko Hadi Prasetya masih menyisakan rasa tidak percaya penghuni ponpes dan masyarakat setempat.

Pasalnya, menurut Haikal (17) salah seorang santri, korban merupakan pribadi yang baik.

Memang ungkapnya, dari semua guru, Ustaz yang akrab disapa Pak Amin tersebut merupakan guru paling tegas di ponpes yang berada di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Samarinda Utara tersebut.

"Dulu tegas banget. Karena Pak Amin (korban) memang bagian kesiswaan," ucapnya.

"Tapi sekarang sudah enggak terlalu keras seperti dulu kok. Orangnya menurut kami baik banget malah," terang Haikal kepada TribunKaltim.Co, saat dijumpai di lokasi kejadian, Rabu (23/2/2022).

Begitupun Fathan (21), salah seorang alumni angakatan 14 Ponpes IT Madinahmengatakan bahwa korban memang keras.

Bahkan dulu, pada masanya menjadi santri, almarhum bernama lengkap Eko Hadi Prasetya tersebut tidak segan memberi hukuman fisik bagi siswa pembangkang.

"Tapi itu kalau santrinya sudah kelewat batas membangkang. Itupun mukulnya enggak pake dendam. Cuma efek jera saja," kenangnya.

"Tapi di luar itu, Pak Amin orang yang baik. Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT," ucapnya mendoakan.

5. Detik-detik Korban Tewas

Waktu menunjukan Pukul 05.30 Wita saat warga di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, baru selesai menjalankan ibadah sholat subuh.

Tiba-tiba terdengar suara gebukan disertai teriakan keras yang membuat beberapa warga yang tinggal di samping Pondok Pesantren IT Madinah (Kampus Putra) mengakhiri dzikir dan berlari keluar rumah.

Samsudin, salah seorang warga setempat menjelaskan, kala itu dirinya baru selesai menjalankan sholat subuh.

Ketika sedang berdzikir, telinganya langsung menangkap suara seperti orang sedang menggebuki ular besar.

Namun karena suara tersebut cukup lama, dirinya pun menghentikan dzikir dan keluar memeriksa.

Alangkah terkejutnya Ia, sebab terlihat dua orang yang diperkirakan masih remaja tengah memukuli seorang pria menggunakan balok kayu.

"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit). Korban ini sudah bersimbah darah," bebernya.

Begitupun Bilqis (29), penghuni rumah tepat di depan lokasi kejadian menerangkan, ketika sedang berdzikir.

Dirinya mendengar suara gebukan keras disertai teriakan kesakitan suara laki-laki.

Bertepatan dengan dirinya membuka pintu, ia bersama Samsudin (saksi sebelumnya) mendapati tubuh guru Pondok Pesantren tersebut sudah terkulai lemah.

"Banyak banget darahnya. Sepertimya kepalanya bocor," terang ibu satu anak ini.

Dilanjutkannya, saat itu korban masih mengenakan baju koko dan sarung dan sepertinya juga baru selesai menunaikan ibadah sholat subuh.

"Pas kita dekati masih nafas. Ada 1 kayu di kakinya," terang Ibu anak satu ini.

"Namanya Pak Eko (43). Ustaz dan guru di pesantren ini (IT Madina)," terangnya.

Tidak lama lanjutnya, karena mereka tidak berani menyentuh korban ataupun barang bukti, beberapa saksi di lokasi kejadian langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.

Akhirnya, dibantu para saksi, pihak Ponpes IT Madinah langsung menghubungi ambulance yang kemudian membawa tubuh malang korban ke RSUD AW Syahranie, Kota Samarinda.

"Tapi informasinya satu jam dirawat di RS meninggal," imbuh Bilqis. (TribunWow.com)

Baca berita lainnya

Artikel ini telah diolah dari TribunKaltim.co dengan judul Ustadz di Samarinda Wafat Diduga Dikeroyok, Warga Mengira Orang Sedang Membunuh UlarHasil Visum Keluar, Terkuak Guru Ponpes di Samarinda Tewas Akibat Luka Robek Besar di Kepala; Korban Pengeroyokan Dua Santri Ponpes di Samarinda Dikenal Pribadi yang Tegas Namun BaikHanya Ingin Ambil Hp di Jok Motor, Jadi Alasan Dua Santri di Samarinda Keroyok Gurunya; dan Cari Sandalnya Saat Pulang Shalat di Samarinda, Ustadz Eko Ditemukan Terkapar

Sumber: TribunWow.com
Tags:
SamarindaKorbanUstazSantriKalimantan Timur
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved