Terkni Daerah
HW Ngaku Khilaf dan Minta Maaf Rudapaksa 13 Santriwati, KPAI: Hanya Pembelaan dan Terbantahkan
Menanggapi hal itu, Komisi Nasional Anak Indonesia (KPAI) menganggap HW hanya melakukan pembelaan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
"Kalau dibilang bodoh ya terlalu polos, ya Allah."
Sadar NA mulai curiga, HW saat itu langsung memindahkan santriwati itu ke pesantren lain.
Selain itu, HW juga sempat mengancam NA agar tak mencampuri urusan yayasan.
"Ketika anak yang mencurigakan, dipindahkan ke sinergi (tempat lain selain pesantren). Mungkin supaya tidak ditanya terus sama saya."
"Dia (HW) bilang (ke istri) urus saja asrama yang di pesantren, jangan ikut campur sama asrama yang di sana. Ibu harus ngurus asrama yang di sini saja, jadi dibatasi lah," sambungnya.
Saat itu, NA kembali diam-diam menemui santriwati yang tak kunjung haid tersebut.
Ia kemudian membawa santriwati itu ke seorang bidan.
Rupanya, saat itu NA juga tengah mengandung anak kedua Herry Wirawan.
"Saya juga sedang hamil anak kedua. Jadi samaan kalau hamil," tutur NA.
"Pas saya diperiksa 8 bulan, diperiksa bidan yang sama, bidan itu yang bilang (kalau santriwati hamil), saya syok, nangis, dimulai dari saya hamil itu enggak diantar (sama HW)." (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul Herry Wirawan Ngaku Khilaf, KPAI Tak Percaya, Sebut Guru Bejat Itu Sudah Ada Niat Jahat dari Awal dan Curiga Santriwati Tak Haid, Istri Herry Wirawan Nangis Korban Hamil, Suami Bersumpah: Saya Kan Guru